Kisah Pejuang Keselamatan Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu

Kisah Pejuang Keselamatan Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu

Tampak petugas perlintasan kereta api Tebing Bantaian memberi aba-aba kepada pengendara untuk berhenti.--

Masih Banyak Pengendara Bandel, Alasan Ingin Cepat 

Pekerjaan yang terlihat sepele, namun menyangkut keselamatan para pengguna jalan yang hendak melintasi rel. Namun, kenyataannya tidak semua pelintasan sebidang memiliki palang pintu, salah satunya di pelintasan kereta api Tebing Bantaian. Lancarnya laju kereta api tidak terlepas dari peran seorang petugas yang menjaga perlintasan kereta api. Seperti apa kisah aktivitas pejuang keselamatan perlintasan kereta api tanpa palang pintu Tebing Bantaian? 

OZZY - MUARA ENIM 

TERIK matahari diatas kepala tidak menyurutkan semangat Epriansyah (43), saat menjalani tugas sukarela yang digelutinya sejak tahun 2000 silam sebagai penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu Tebing Bantaian.

Ya, pelintasan KA satu ini berbeda dengan perlintasan KA lainnya. Pelintasan sebidang Tebing Bantaian, Dea Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim ini tidak memiliki palang, maupun buzzer (sirine) yang dapat mengeluarkan suara ketika kereta hendak melintas.

Ketika klakson kereta api terdengar berbunyi dari kejauhan, Epriansyah bersama rekan-rekannya bergegas memberi aba-aba kepada pengemudi kendaraan roda empat maupun roda dua yang hendak  melintas untuk berhenti tanda kereta akan melintas. 

BACA JUGA:Lakalantas L300 vs Kereta Api di Kota Raya Lahat, 1 Korban Dikabarkan Meninggal Dunia

Suka maupun duka sudah dilalui oleh Apriansyah. Memakai rompi bertuliskan Dishub, Apriasyah bersama rekannya bediri di depan kendaraan agar tidak menerobos perlintasan kerata api dan  tidak meninggalkan antrian kendaraan telah yang berhenti menunggu kereta api selesai melintas dalam kondisi apapun baik itu cuaca hujan, panas dan mati lampu tidak menjadi kendala ketika ia bertugas. Apalagi pekerjaan yang berkaitan dengan nyawa banyak orang. Tidak boleh ada kelalaian sedikitpun yang bisa membuat bahaya bagi orang-orang sekitar.

“Selama 22 tahun menjadi petugas perlintasan kereta api Tebing Bantaian banyak suka duka jumpai. Sudah diatur dan diingatkan masih saja ada kendaraan mau menerobos, padahal jarak kereta dengan perlintasan sudah dekat, rata yang bandel itu travel,” ujarnya Apriansyah didampingi Tokoh Pemuda Desa Panang Jaya Drajat Kuniawan ST atau yang akrab disapa Dodi Tanu, Minggu 2 Oktober 2022.

Dalam menjalankan tugas penjagaan perlintasan kerata api Tebing Bantaian, kata dia, ada 24 anggota yang dibagi 3 shift. Baginya, menjalankan pekerjaan harus ditekunin sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan. 

Melakukan tugas yang sudah sesuai prosedur juga akan diwarnai dengan ulah pengendara yang nakal. Ketika kendaraan yang melintas diminta untuk berhenti, tidak jarang pengendara yang menerobos perlintasan, dimana itu akan membahayakan dirinya sendiri.

BACA JUGA:Kisah Apek, Owner Kedai Kopi Legendaris, Bisa Beli Rumah dan Biaya Anak Kuliah

“Kalo yang suka menerobos selagi kita bisa tegur akan kita tegur, yang terpenting kita sudah melakukan pelayanan sesuai prosedur. Jadi kalo yang mau menerobos pasti kita tegur,” ucapnya.

Lanjutnya, selama menjalankan tugas ada pengendara yang jahil karena ada yang memberikan struk belanja, tanah dan uang sobek. Tapi semua itu tidak membuat dirinya bersama rekan-rekannya berkecil hati atau merasa terhina. Melainkan, kata dia, terpenting kendaraan yang melintas aman dan tidak ada terjadi kecelakaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: