Atasi Inflasi dengan Pasar Murah Digital

Atasi Inflasi dengan Pasar Murah Digital

Pasar Murah Digital Bank Indonesia Perwakilan Sumsel.--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Mengatasi dan mengendalikan inflasi di Palembang, khususnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan bersinergi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Palembang dan para distributor pangan menggelar Pasar Murah Digital pada 26-27 September 2022, bertempat di Halaman Kantor Kecamatan Sako, Kota Palembang.

Pasar Murah Digital ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, yakni untuk senantiasa menjaga kestabilan inflasi pangan di tengah risiko kenaikan harga pangan dan energi di berbagai negara.

Pasarmurah digita lini menjadi lebih spesial, dengan kolaborasi bersama Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Bank Sumsel Babel, dan Perum Bulog Divre Sumsel Babel, sehingga para pembeli dapat melakukan pembayaran berbagai komoditas pangan dengan harga terjangkau tidak hanya secara tunai, namun juga dengan non tunai. Untuk mendorong semakin banyak masyarakat yang terbiasa menggunakan pembayaran non tunai, khususnya dengan QRIS, pengunjung pasar murah dapat membeli berbagai bahan pangan dengan harga yang lebih murah di bandingkan di pasar, misalnya membeli paket 5 kg beras premium hanya dengan membayar Rp40.000,00 saja. Tidak ketinggalan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga mendorong penggunaan QRIS di pasar murah digital ini bekerja sama dengan Rumah Kopi Sumsel, yakni dengan menyediakan kopi susu hanya dengan membayar melalui QRIS senilai Rp77.

BACA JUGA:Bank Indonesia Sumsel Berikan 77.777 Bibit Tanaman di Kabupaten OKU Timur

Asisten Administrasi Umum Kota Palembang Zulkarnain SE MM yang hadir dalam pasar murah digital ini menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu upaya membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan bahan pokoksehari-hari dengan harga yang lebih murah, di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini.

“Dalam pasar murah ini kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran secara non tunai, sehingga transaksi dapat lebih efisien, cepat dan juga aman. Hal ini juga sebagai salah satu upaya mengoptimalkan digitalisasi daerah dan mendukung pemulihan ekonomi di Kota Palembang,” kata Zulkarnain.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Nurcahyo Heru Prasetyo, menyampaikan bahwa dalam menghadapi tekanan inflasi serta mewujudkan ketahanan pangan, salah satu poin penting yang harus dilaksanakan di daerah adalah dengan melakukan sinergi dan koordinasi baik antara Pemerintah Daerah, Pusat, serta berbagai pihak lainnya. Untukitu, Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus melaksanakan berbagai program GNPIP, sebagai wujud sinergi dalam mendorong akselerasi ketahanan pangan dan langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi.Selain mendukung pelaksanaan pasar murah, dukungan Bank Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan dari sisi suplai juga diwujudkan dengan pemberian alsintan dan saprodi kepada kelompok tani serta membantu Gerakan Tanam Cabai di Sumatera Selatan antara lain dengan pemberian 77.777 benih cabai merah untuk 500 orang petani milenial di Kabupaten OKUT, pemberian Program Sosial Bank Indonesiab erupa 250 paket benih cabai dan tomat kepada UMKM dan undangan kegiatan “Beli Kreatif Sumatera Selatan 2022” serta 200 paket benih cabai merah dan terong kepada para anggota Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Palembang.

BACA JUGA:Jadi Best Market Maker, Bank Indonesia Apresiasi BRI Dengan 5 Penghargaan

Langkah pengendalian inflasi bersama TPID Kota Palembang tentunya tidak akan hanya berhenti dalam kegiatan Pasar Murahini saja.  Bank Indonesia bersama TPID akan terus melakukan berbagai langkah penguatan pengendalian pangan lainnya antara lain melalui optimalisasi dan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), fasilitasi distribusi pangan, optimalisasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, penguatan data neraca pangan serta mendukung penyediaan Alsintan dan Saprodi termasuk pengembangan sektor pangan lainnnya melalui perikanan dan digital farming. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: