Jangan Kuatir, Dua Vaksin Covid19 ini Aman bagi Bumil
--
SUMEKS, CO - British Medical Journal kembali merilis sebuah artikel mengenai vaksin Covid19 berbasis mRNA yang aman bagi ibu hamil.
Dua vaksin tersebut adalah Pfizer dan Moderna. Dan dapat disimpulkan berdasarkan bukti yang tersedia dari studi skala besar aman disuntikan kepada ibu hamil (bumil).
Artikel itu juga menjelaskan profil keamanan vaksin mRNA COVID-19 selama kehamilan. Berdasarkan bukti yang tersedia, artikel tersebut menunjukkan ibu hamil harus mempertimbangkan disuntik vaksin Covid-19 untuk menghindari konsekuensi infeksi SARS-CoV-2
Dilansir dari News-Medical.net, Rabu (17/8), pandemi Covid-19 berdampak buruk pada ibu hamil yang berisiko lebih tinggi terkena gejala parah. Peningkatan angka rawat inap, perawatan medis intensif, ventilasi mekanis, dan bahkan kematian berisiko pada bumil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Hal itu disebabkan hipertensi, pre-eklampsia, gangguan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur.
Bumil didorong segera divaksinasi hingga booster. Beberapa studi observasional telah dilakukan selama pandemi Covid-19 untuk mengevaluasi keamanan, reaktivitas, dan tolerabilitas vaksin Covid-19 pada ibu hamil. Mayoritas penelitian ini telah menyoroti bahwa vaksin tersebut aman untuk digunakan selama kehamilan.
BACA JUGA:Waspada, Kasus Covid19 di Sumsel Melonjak
Dalam sebuah studi baru-baru dilakukan pada 7 provinsi di wilayah Kanada menyimpulkan bahwa bumil mengalami tingkat gejala yang lebih rendah setelah vaksinasi Covid-19 dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Penelitian di Kanada dilakukan pada 5625 ibu hamil dan 185.735 perempuan tidak hamil yang telah menerima dosis pertama atau dosis kedua vaksin Covid-19 berbasis mRNA (Pfizer dan Moderna).
Selain itu, 339 ibu hamil yang tidak menerima vaksinasi Covid-19 dimasukkan sebagai kontrol yang disesuaikan dengan usia. Informasi yang dilaporkan tentang kesulitan terkait vaksinasi dikumpulkan dari para peserta dalam waktu tujuh hari setelah setiap dosis vaksin.
Di antara semua peserta, kurang dari 1 persen mengalami masalah kesehatan serius yang memerlukan rawat inap atau kunjungan gawat darurat. Sebagian besar peserta penelitian adalah perempuan kulit putih. Dengan demikian, temuannya mungkin tidak digeneralisasi untuk etnis lain. Selain itu, penelitian ini tidak dapat menjelaskan konsekuensi jangka panjang yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19. (jawapos.com/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: