IPB University Gelar Dosen Pulang Kampung
Ilustrasi --
Ini terobosan akademisi IPB University. Pihak universitas menggelar program, Dosen Pulang Kampung. Salah satu kegiatan utamanya adalah memberikan pelatihan. Kali ini soal tekhnik dan cara pengemasan dan pengawetan produk khas oleh-oleh khas Payakumbuh, Sumatera Barat.
Dosen yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat itu adalah Dr Nugraha Edhi dan Dr Dwi Yuni. Kegiatan itu pun terselenggara berkat berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh.
Para pesertanya adalah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sebelumnya menjadi binaan kantor Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh. Para pelaku usaha pun mendapatkan kesempatan yang berharga untuk bertanya kepada pakar tentang perbaikan teknik pengemasan dan cara pengawetan produk untuk memperpanjang umur simpan produk.
BACA JUGA: PLN UIW S2JB Bantu Stasiun Penyedia Listrik bagi Santri Pondok Pesantren Al Ishlah
Nugraha Edhi yang juga merupakan urang Sumando Minang (lelaki yang beristri perempuan minang, red) mengatakan, pada beberapa kali kesempatan liburan ke rumah mertuanya yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat sering menemukan fakta bahwa produk gelamai yang di daerah lain dikenal sebagai dodol atau jenang.
Karena, lanjutnya, meskipun baru dibeli dari tokonya selama tiga hari, produknya telah menjadi tengik dan terkadang sudah tumbuh jamur sehingga tidak layak dimakan dan tidak bisa untuk dijadikan oleh-oleh. Temuan ini menginspirasinya untuk melakukan pembinaan terhadap pengusaha gelamai di Kota Payakumbuh agar dapat menerapkan teknologi kemasan.
“Di antaranya, kemasan aktif, kemasan vakum serta teknologi pengawetan dengan BTP yang tepat jenisnya dan tepat dosisnya,” ujarnya.
Sehingga produk gelamai sebagai ikon oleh-oleh khas payakumbuh dapat mencapai umur simpan hingga satu bulan sampai tiga bulan, tergantung dari Teknik pengawetan yang digunakannya.
Diketahui, pelatihan tersebut dilakukan selama 2 hari. Pada hari Rabu (10/8), pelatihan diikuti oleh delapan pelaku UMKM khusus produk Galamai dengan materi prinsip pengawetan produk gelamai dengan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tepat jenisnya dan tepat dosisnya, yang artinya telah dapat mencapai fungsi teknologi dan tidak melampaui batas maksimum penggunaannya, serta teknik pengemasan yang dapat digunakan untuk upaya pengawetan produk gelamai tanpa penggunaan BTP.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh Dahler kepada menyampaikan apresiasi kepada Dr. Nugraha Edhi dan Dr. Dwi Yuni yang telah memilih Kota Payakumbuh sebagai tempat untuk berbagi ilmu kepada pelaku UMKM.
“Ilmu ini, sangat dibutuhkan oleh UMKM di Kota Payakumbuh untuk meningkatkan kualitas produknya. Karena selama ini kita hanya menjual cita rasa dan harga murah, sementara masih banyak produk yang kemasannya kurang bagus, model tidak menarik, dan belum ada uji keawetan makanan, baru sertifikasi halal, BPOM, dan higienis,” kata Dahler.
Hal senada juga diungkapkan, Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Tegrasia Nita. Menurutnya, materi yang disampaikan oleh Dosen IPB itu adalah yang paling ditunggu-tunggu pelaku UMKM, riset dan uji coba kepada produk yang dilakukan oleh akademisi akan memberikan informasi kepada Pemko Payakumbuh dan pelaku UMKM sejauh mana produk olahan pangan bisa tahan dan bagaimana cara menjaga keawetan makanan.
“Kami sampaikan apresiasi dan mendukung program ini. Kami juga menitipkan sampel produk UMKM lain untuk dibawa Tim dosen IPB agar dilakukan pengujian dan dapat memberikan saran perbaikan dari aspek kemasan dan teknologi proses pengawetannya ” tuturnya.(jpg/jawapos/padek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: