Realisasi Investasi Sumsel Tumbuh 42,94 Persen
Plt Kadis DPMPTSP Sumsel didampingi Kabid pembinaan pengawasan dan pengendalian DPMPTSP, Eko Agusrianto. Foto : edy/sumeks.co --
SUMEKS.CO, PALEMBANG - Realisasi investasi di Sumsel Hingga semester I mencapai 58,76 persen atau Rp24,1 triliun dari target Rp41 triliun. Capaian itu lebih baik dibandingkan 2021 secara year on year (yoy) yang hanya tercapai Rp16,86 triliun.
Yudha Husni, Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel mengungkapkan, tahun ini penanaman modal dalam negeri (PMDN) berkontribusi lebih tinggi terhadap investasi Sumsel dibandingkan penanaman modal asing (PMA).
"Capaian kita sudah over, tapi bagaimana kita selanjutnya mengembangkan investasi secara komprehensif untuk peningkatan di tahun ini dan berikutnya," ungkapnya di Kantor Pemprov, Senin (8/8).
BACA JUGA:Perluas Investasi Pasar Modal ke Masyarakat, BRI Jalin Kerja Sama dengan Mirae Asset Sekuritas
Lanjutnya, sepanjang Januari-Juni, PMDN yang masuk sebesar Rp13,96 triliun, sementara PMA hanya Rp10,14 triliun. Tahun lalu, PMDN hanya Rp6,27 triliun, sedangkan PMA Rp10,59 triliun. PMDN mengalami kenaikan 122,65 persen, sementara PMA minus 4,25 persen.
"Januari-Juni (yoy) realisasi penanaman modal di Sumsel tumbuh 42,94 persen," katanya.
Sepanjang enam bulan ini, investasi yang masuk ke Sumsel disumbangkan Hongkong, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang mencapai Rp4,83 triliun (47,68 persen). Kemudian Singapura Rp2,19 triliun (21,62 persen), Tiongkok Rp1,62 triliun (15,99 persen), Belanda Rp790-an miliar (7,8 persen) dan Jepang Rp700-an miliar (6,91 persen).
BACA JUGA:Pemprov Atur Pengelolaan Investasi Sawit
Pada tahun ini, PMDN di Sumsel disunbangkan sub sektor pertambangan dengan nilai investasi Rp2,84 triliun atau 20,37 persen dan tanamam pangan, perkebunan dan peternakan Rp2,34 triliun atau 16,82 persen.
Kemudian transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp2,07 triliun (14,89 persen), industri makanan Rp1,78 triliun (12,77 persen), kehutanan Rp1 triliun (7,24 persen), kobstruksi Rp958 miliar (6,87 persen) dan perdagangan dam reparasi Rp644 miliar (4,62 persen).
"Angka itu menunjukkan tren positif, terlebih bakal dibangunnya Pelabuhan Tanjung Carat," katanya.
Sedangkan untuk PMA, sub sektor yang berinvestasi adalah listrik, gas dan air Rp6,25 triliun (61,69 persen), industri kertas dan percetakan Rp1,95 triliun (19,25 persen), perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp515 miliar (5,08 persen. Kemudiab industri kayu Rp485 miliar (4,79 persen), tanaman pangan dan perkebunan Rp346 miliar (3,42 persen), kehutanan Rp209 miliar (2,06 persen) dan industri makanan Rp165 miliar (1,63 persen).
BACA JUGA:Terdepan Dalam Penerapan Prinsip ESG, BRI Dinilai Unggul di ‘Investasi Hijau’
Sementara itu, Eko Agusrianto, Kabid Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian DPMPTSP Sumsel menambahkan, tren investasi pada tahun ini mengalami perubahan. Jika pada 2020 lalu tren investasi dibindustri kertas, tahun ini pada listrik dan gas. Tumbuhnya investasi di Sumsel ini lanjutnya, disebabkan oleh zero conflict yang tetap terjaga.
"Hal ini jadi salah satu faktor menguatnya investasi di Sumsel," tukasnya. (edy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: