Sempat Dibully, Putu Destiara Jadi Paskibraka Sumsel

Sempat Dibully, Putu Destiara Jadi Paskibraka Sumsel

Putu Destiara Lika. Foto: edy handoko sumeks.co--

SUMEKS.CO, PALEMBANG - Meski kerap di-bully, Putu Destiara Lika membuktikan bahwa dirinya bisa membanggakan orang tuanya. Gadis cantik asal Ogan Komering Ilir (OKI) ini terpilih menjadi salah satu Paskibraka tingkat provinsi yang akan bertugas di Griya Agung Palembang pada 17 Agustus mendatang.

Perjalanan panjang dilalui Putu Destiara Lika, untuk menjadi Paskibraka Sumsel. Tahapan seleksi dari tingkat kecamatan hingga kabupaten dia lalui demi menuju tingkat provinsi. Sekalipun sedikit tidak percaya, namun dia berhasil membuktikan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Ketut Sude dan Romawati Sembiring ini, satu-satunya siswi SMK Negeri 1 Kayu Agung yang mewakili sekolah untuk tampil di HUT RI ke 77 tahun di Griya Agung Palembang.

"Latihan di sini (Griya Agung) sejak 1 Agustus," ungkap Putu yang baru ingin menginjak umur ke 17 tahun ini saat dibincangi SUMEKS.CO di sela latihannya di Griya Agung Palembang, Senin (8/8).

Diungkapkannya, sebelum lolos Paskibraka Sumsel, dirinya tak berniat untuk menjadi salah satu petugas pengibar bendera merah putih pada 17 Agustus mendatang. Namun, karena iseng dan coba-coba ikut ekstrakurikuler di sekolah, tak disangka dia yang ditunjuk dari sekolah untuk mewakili di tingkat kecamatan.

Setelah lulus seleksi di tingkat kecamatan, kemudian dia diikutsertakan ke tingkat kabupaten. Nasib baik ternyata berpihak pada Putu, awalnya tak ada niat dan akhirnya terpilihlah dia sampai ke tingkat provinsi untuk mewakili Kabupaten OKI.

"Awalnya tak ada niat sih kak, cuma bersyukur akhirnya terpilih sampai disini," bebernya.

Begitu mengetahui bahwa dirinya lolos, dia pun langsung memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya. Dengan haru dan bangga karena baru pertama kali jadi Paskibraka Sumsel, orang tua Putu mengizinkan untuk ikut serta kegiatan itu. Diceritakannya, support dan doa dari orang tuanya tersebut akhirnya dia maju dengan keyakinan dan tekad kuat, untuk membanggakan ayah dan ibunya yang telah berjasa selama ini.

"Saya dan orang tua tidak menyangka bisa lolos. Tapi saya optimis kalau saya bisa membanggakan orang tua saya," ujar gadis darah campuran Bali dan Sumut ini.

Kendati demikian, perjalanan yang dilalui tak sepenuhnya mulus seperti yang dibayangkan. Lika-liku perjalanan yang dia alami membuatnya hampir menyerah. Terutama, bullyan yang datang dari berbagai arah. Mulai dari kerabat, teman dan lainnya satu persatu mengecilkan semangatnya untuk masuk Paskibraka. Bahkan, ada salah satu orang yang membullynya dengan kata "Bodoh" karena ikut seleksi Paskibraka harus panas-panasan.

"Sempat down sih kak, tapi saya tetap nekad," ucapnya sambil berurai air mata saat menceritakan hal tersebut.

Dari bullyan itulah sambung gadis rambut pendek sebahu ini, dia semakin semangat untuk ikut seleksi. Karena dia yakin, bullyan yang diberikan adalah sebuah motivasi untuk dirinya semakin maju untuk membuktikan bahwa dirinya bisa menunjukkan yang terbaik.

"Saya pasti bisa membuktikan kepada mereka bahwa saya bisa," tegasnya.

Lanjutnya, harapan usai seleksi ini dia bisa ikut ke tahap berikutnya sampai ke tingkat nasional. Setelah lulus sekolah, dia ingin melangkah ke jenjang berikutnya untuk ikut seleksi Akademi Kepolisian (Akpol) atau Akademi Militer (Akmil).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: