Kisah Perjalanan Perseteruan Elon Musk dan Twitter

Kisah Perjalanan Perseteruan Elon Musk dan Twitter

Elon Musk versus Twitter.-foto: ist-

SUMEKS, CO - Perseteruan Elon Musk versus Twitter kian panas. Keduanya saling menggugat. Info teranyar, Musk secara tertutup bakal membalas gugatan Twitter Inc.

Seperti dikutip  Reuters Sabtu (30/7), Musk melaporkan gugatan setebal 164 halaman itu tidak terbuka untuk publik. 

Adalah Twitter yang terlebih dahulu mengajukan gugat ke Musk lantaran membatalkan perjanjian untuk membeli Twitter senilai USD 44 miliar (Rp 658,4 triliun) pada April. 

Ternyata Musk enggan membeli Twitter, karena banyak akun boot atau akun palsu di media sosial tersebut. Pengacara Musk mengatakan akun boot atau palsu lebih dari lima persen seperti yang disampaikan Twitter

Twitter telah berjanji segera memperbaiki persoalan itu.

Akibat ketidakpastian yang terjadi terus menerus,  Twitter mengalami penurunan pendapatan mereka dan menyalahkan Musk.

Musk sendiri mengajukan gugatan beberapa jam setelah Hakim Kathaleen McCormick dari Pengadilan Delaware memerintahkan pengadilan lima hari mulai 17 Oktober. 

Pengadilan tersebut akan memutuskan apakah Musk bisa mundur dari kesepakatan bisnis tersebut.

Musk juga digugat oleh pemegang saham Twitter yang meminta pengadilan memerintahkan sang miliuner menyelesaikan pembelian tersebut. Menurut mereka, Musk melanggar kewajiban fidusia kepada pemegang  saham dan mengganti kerugian dari aksinya tersebut

Musk memiliki kewajiban fidusia kepada pemegang saham karena dia memiliki saham senilai 9,6 persen. 

Selain itu, menurut berkas gugatan, Dia juga memiliki hak veto untuk sejumlah keputusan perusahaan karena pengambilalihan.

Gugatan class action itu diajukan Luigi Crispo, dia memiliki 5.500 lembah saham. Selain gugatan Twitter

Musk juga harus menghadapi sidang di Wilmington, Delaware pada 24 Oktober dari pemegang saham Tesla. 

Sementara itu Twitter sudah menghabiskan USD 33 juta (Rp 493,5 miliar) untuk biaya terkait dengan pembelian perusahaan tersebut oleh CEO Tesla Elon Musk. Business Insider mengungkapkan bahwa biaya itu bakal membengkak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: