Kesaksian Penggali Makam yang Melihat Langsung Wajah Brigadir J, Kondisinya....

Kesaksian Penggali Makam yang Melihat Langsung Wajah Brigadir J, Kondisinya....

SUMEKS.CO - Autopsi ulang Jenazah Brigadir Nopriyansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dilaksanakan di RSUD Sungai Bahar, akhirnya Rampung.

Namun, banyak pihak yang penasaran bagaimana kondisi jenaza Brigadir J setelah 2 minggu dimakamkan. Hanya keluarga, petugas dan tim dokter forensik yang tahu.

Makam Brigadir J mulai digali sejak pukul 07.35 WIB hingga pukul 08.13 WIB. Penggalian dilakukan oleh 5 orang termasuk perwakilan keluarga almarhum yang tergabung dalam tim penggali.

Selesai penggalian, peti langsung dikeluarkan namun tidak langsung dibawa ke RSUD Sungai Bahar.

BACA JUGA:Keluarga Minta Alat Kelamin Brigadir J Juga Dieperiksa

Peti tersebut dibuka oleh petugas untuk memastikan bahwa benar yang didalam peti tersebut benar jenazah Brigadir J.

Pemeriksaan isi peti putih ini disaksikan langsung oleh keluarga Brigadir J. Setelah dipastikan, peti kemudian kembali ditutup lalu diangkat ke ambulance dan langsung dibawa ke RSUD Sungai Bahar.

Adalah Anwar Pardede salah satu penggali makam Brigadir J mengatakan ia sempat melihat wajah Brigadir J ketika peti dibuka usai penggalian dilakukan.

BACA JUGA:Proses Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J Masih Berlangsung

“Wajahnya masih utuh, yang saya lihat memang hanya dari leher ke atas karena bawahnya kan masih ada pakaian,” kata Anwar. 

Ia mengaku dengan empat tim penggali lain, tidak mengalami kesulitan. Anwar nanti juga bertugas memakamkan kembali Brigadir J.

Proses autopsi ulang ini dipimpin langsung oleh Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiarto.

BACA JUGA:Makam Brigadir J Dijaga Siang Malam, Keluarga Beberkan Alasannya

Hal ini disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Sungai Bahar Rabu (27/7). Kata Dedi, Ade Firmansyah juga adalah Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
Meski tak menyebutkan nama-nama anggota tim lainnya, namun kata Dedi semua dokter yang bekerja hari adalah gabungan dokter dari berbagai rumah sakit dan juga perguruan tinggi di Indonesia. 

Semua kata Dedi adalah tim expert dan telah melakukan assesment. Sebelumnya di Jakarta, Dedi mengatakan tim ini berjumlah tujuh orang. 

BACA JUGA:Mengapa Komnas HAM Ragu Sebut Bharada E Pelaku Penembakan Brigadir Joshua?

Proses autopsi ini kata Dedi untuk kebutuhan penyidik. Terkait ada pengawas eksternal kata Dedi itu tidak masalah karena terkait dengan keterbukaan, namun semua hasil proses hari ini kata Dedi menjadi alat bukti di persidangan dan akan disampaikan di persidangan.

Terpisah, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan mengatakan, ikut bekerja dalam tim forensik ini dari Universitas Andalas dan Universitas Udayana Bali, tim inti lain dari RSCM dan RSPAD, juga bergabung satu dokter dari RSUD Sungai Bahar sebagai perwakilan keluarga.

Sejak pukul 07:20 semua tim forensik telah berada di RSUD Sungai Bahar.

Proses autopsi ini juga dihadiri langsung oleh tim pengacara keluarga Brigadir J. Kamarudin Simanjuntak terlihat memantau keberlangsungan autopsi di sekitar RSUD Sungai Bahar.

Kamarudin mengaku dirinya juga minta kepada tim forensik melakukan pemeriksaan alat vital dan dubur almarhum Brigadir J.

"Saya juga ajukan pemeriksaan alat vital, dubur. Jadi jangan sampai ada yang terlewatkan. Dari ujung rambut dan kaki kami minta diperikasa," imbuhnya. 

Terkait hasil autopsi ulang ini, Ketua kuasa hukum keluarga Brigadir Joshua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak mengakui belum mengetahui pasti kapan hasilnya akan keluar. "Waktu pasti, kita tidak bisa memastikan," katanya.

Yang jelas, kata Kamaruddin, ketika autopsi sudah selesai hasil autopsi ulang akan diberikan kepada penyidik. Namun pihaknya juga meminta supaya  diberikan semacam transparansi karena hal ini berkaitan dengan Undang-undang tentang transparansi informasi publik.

Kemudian Kamaruddin mengaku, dirinya juga bertanya siapa yang berkuasa atas hasil autopsi ini nantinya ?. Dan dijawab oleh pihak Forensik yang menguasai dan menyimpan adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. "Di RSCM karena dia juga yang mengetuai tim forensik ini," kata Kamaruddin.

Lalu selanjutnya, ia bertanya  siapa saja pengguna hasil autopsi ini, yang dijawab penggunannya adalah penyidik perkara yang kita laporkan. "Dari media yang kita baca ada tiga perkara dalam hal ini, yakni ada laporan dari kadiv propam nonaktif, laporan versi ibu putri dan laporan keluarga yang kami wakili," pungkasnya. (hfz/wan/aan/jambiekspres)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jambiekspres.co.id