Gus Toif Meminta Seluruh Pesantren Untuk Kooperatif
KH Iffatul Lato'if atau Gus Toif (kiri)--
SUMEKS.CO- Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur dukung pencabutan izin Pondok Pesantren Shiddiqiyah Jombang, Jawa Timur. Dukungan itu menyusul kabar anak kiai pengasuh ponpes, MSAT, yang kabur 3 tahun karena melakukan pelecehan dan kekerasan seksual pada santri.
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI NU) KH Iffatul Lato’if atau Gus Toif mendukung pesantren yang ramah dan melindungi santri. ”Kami akan formulasikan bagaimana pesantren ramah santri,” kata KH Iffatul Lato’if di Surabaya pada Kamis (7/7).
Gus Toif juga meminta seluruh pesantren untuk kooperatif dengan aparat penegak hukum. Bila ada tindak pidana, dia meminta polisi untuk tegas menegakkan hukum.
”Kami serahkan ke aparat hukum kalau memang terjadi pidana kami tidak akan segan mendorong aparat hukum untuk menyelesaikan proses hukum,” ungkap Gus Toif.
Karena kasus itu, pihaknya menyiapkan satgas untuk mencegah pelaku kekerasan dan pelecehan seksual pada santri. Satgas itu diberi nama Satgas Pesantren Ramah Santri.
BACA JUGA:Tersangka MSAT Belum Ditemukan, Polisi: Banyak Ruang Rahasia di Pesantren Shiddiqiyah
”Tiap PC (Pengurus Cabang) RMI bertindak sebagai Satgas Pesantren Ramah Santri,” ucap KH Iffatul Lato’if.
Anggota PC RMI di Jatim, lanjut dia, terdiri atas 20 wilayah. Jumlah anggota di Jatim sejumlah 34 orang.
”Kalau pesantren yang gabung ya banyak, sekitar 10 ribu lebih. Ini kan lagi mendata, sinkronisasi data seluruh ponpes di Jatim kita kerja sama dengan kemenag untuk menyinkronkan data supaya data kemenag dan RMI sama,” papar KH Iffatul Lato’if.
Selain itu, dia menegaskan, Ponpes Shiddiqiyah bukan bagian dan anggota dari RMI. Ponpes itu juga diklaim bukan bagian dari NU.
”Kami jamin yang berafiliasi dengan NU nggak akan ada (kasus pelecehan seksual),” terang KH Iffatul Lato’if.(jawapos/jpg/radar/ckm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: