Banyak Pedagang Menggantungkan Hidup di Masjid Agung

Banyak Pedagang Menggantungkan Hidup di Masjid Agung

KEBERADAAN Masjid Agung Palembang yang terletak di Jl Jenderal Sudirman 19 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Kota Palembang selain menjadi tempat ibadah umat Muslim juga menjadi tempat menggantungkan hidup para pedagang yang biasa mencari rezeki Puluhan pedagang setiap Jumat mengais rezeki di Masjid Agung Berikut penuturan pedagang kepada wartawan SUMEKS CO NABA ANWAR

Palembang Jumat siang selepas salat wartawan SUMEKS CO menyambangi Masjid Agung untuk melihat dari dekat para pedagang yang mengais rezeki pada Jumat barokah Tercatat puluhan pedagang berjualan di lingkungan Masjid Agung Bermacam macam barang dagangan terdapat di tempat itu mulai dari beragam pakaian baju Muslim perlengkapan salat beraneka makanan amp minuman hingga ada pula yang menjual benda antik dan lain sebagainya Di bawah terik matahari sama sekali tidak mengurungkan niat para pedagang

ini menjejerkan dagangan untuk masyarakat yang salat Jumat di Masjid Agung biasanya sebelum atau sesudah salat Jumat masyarakat mengunjungi lingkungan Masjid Agung untuk membeli atau sekadar melihat barang barang yang disediakan para pedagang Salah satu pedagang Nabila warga 24 Ilir yang berjualan mie ayam di kawasan Masjid Agung Palembang Nabila menuturkan sejak 2005 telah berjualan mie ayam Sebelum berjualan mie ayam ia lebih dulu berjualan tekwan yang kemudian memutuskan menjual mie ayam sejak 2005 sampai sekarang di Masjid Agung dan tempat lain lasannya membuat mie ayam lebih mudah dan

menjualnya lebih cepat laku termasuk di Masjid Agung cepat laku saat hari Jumat Saya berjualan di Kambang Iwak setiap minggu Masjid Agung setiap Jumat di sini ramai juga kata Nabila Dikatakannya dulu setiap hari pernah berjualan di sekitaran Kantor Pos sebelum masa pandemi sekarang tidak lagi berjualan di sana karena menurun pendapatan saat masa pandemi sehingga keberatan

untuk membayar sewa Nabila yang berjualan di Masjid Agung setiap hari Jumat rata rata menjual sebanyak 30 mangkuk mie ayam sedangkan di Kambang Iwak lebih besar penjualanan yakni sebanyak 50 mangkuk sehari Untung bersih saya perhari rata rata mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu lebih paling besar pernah Rp1 juta tetapi itu dulu sebelum corona katanya Dengan pendapatan itu

Nabila sebagai tulang punggung keluarga yang hidup tanpa suami lagi karena telah meninggal dirinya mengaku lebih dari cukup untuk kebutuhan keluarga seperti makan sehari hari membayar kontrakan hingga memberi pendidikan anak sampai kuliah Saya bersyukur dengan rezeki berdagang mie ayam dapat menghidupi keluarga dan menguliahkan anak maka dari itu saya beri nama mie ayam

Bersholawat agar mengingatkan tetap sholawatan tuturnya Sementara itu Ujang warga Km 14 sebagai pedagang es tebu yang telah berjualan sejak 2012 ia menuturkan menjual es tebu saat dirinya pertama pindah ke Kota Palembang dikarenakan ia merasa lebih

cocok berjualan es tebu dibanding jualan yang lain Karena pernah jualan yang lain seperti jualan baju tetapi malah bangkrut hanya es tebu yang dapat untung cukup banyak jadi saya lama jualan ini kata Ujang Dikatakannya dirinya berjualan setiap Jumat di Masjid Agung Ahad di Pasar Cinde dan hari biasa di Pasar 16 dirinya mengaku paling ramai hari Ahad di Pasar Cinde bisa habis sebanyak 100

cangkir es tebu Tetapi di Masjid Agung juga lumayan ramai habis 30 sampai 50 cangkir es tebu katanya Bapak dari tiga anak ini mengungkapkan pendapatan bersih sehari rata rata sekitar Rp150 ribu jika cuaca bagus Ia mengaku cukup untuk penghasilan dari

bersagang es tebu untuk mencukupi kebutuhan keluarga seperti makan sehari hari dan menyekolahkan ketiga anaknya hingga membeli rumah sendiri di daerah KM 14 Tidak mengira hasil berjualan es tebu dapat beli rumah di Km 14 dulu juga ngontrak mas sekarang syukur udah punya sendiri tukasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: