Fenomena Penipuan Gadget Murah: Ponsel Rekondisi Banjiri Marketplace, iPhone Paling Banyak Jadi Korban!
Gambar Ilustrasi Fenomena Penipuan Gadget Murah: Ponsel Rekondisi Banjiri Marketplace, iPhone Paling Banyak Jadi Korban!--Doc Sumeks.co
BACA JUGA:iPhone 13 Tahun 2025 Performa Mumpuni, Kamera Bagus, Konektivitas 5G dan Harga Terjangkau
Penjual memanfaatkan ketidaktahuan konsumen yang mudah tergiur oleh diskon besar, padahal harga terlalu murah biasanya menyimpan risiko besar di baliknya.
Selain dari harga, ada ciri fisik lain yang bisa dikenali. Banyak ponsel refurbish menggunakan kotak non-orisinal, aksesoris KW, serta tidak memiliki segel pabrikan.

iPhone rekondisi atau refurbised memiliki kode tertentu yang tampil disistem--Doc sumeks.co
Meski tampilan luarnya mulus, kualitas finishing biasanya tidak sepresisi unit resmi. Tombol terasa lebih keras, warna casing tidak natural, atau bobot perangkat sedikit berbeda karena penggunaan komponen non-standar.
Lebih parah lagi, banyak perangkat refurbish—terutama yang disebut ex-inter—menggunakan IMEI ilegal atau tidak terdaftar di Kemenperin.
Kondisi ini membuat ponsel berisiko terblokir sewaktu-waktu dan tidak dapat digunakan untuk jaringan seluler di Indonesia.
Bagi pembeli, hal ini tentu menjadi kerugian besar karena ponsel bisa tiba-tiba tidak bisa menerima sinyal meskipun secara fisik masih berfungsi.
Dari berbagai merek yang beredar di pasaran, iPhone menjadi yang paling banyak dipalsukan dalam bentuk refurbish, khususnya seri lama seperti iPhone 7, 8, X, hingga seri 11.
Banyak unit yang dijual dengan baterai rekondisi dan housing baru, namun mesin internal sudah aus atau pernah bermasalah.
Tak hanya iPhone, beberapa flagship Samsung seperti Galaxy S9, S10, Note 8, dan Note 9 juga sering dijual sebagai versi rekondisi karena permintaan tinggi untuk varian murah.
Ponsel Android lain seperti Xiaomi seri Redmi Note (7, 8, dan 9), serta beberapa seri lama dari Oppo dan Vivo juga tidak luput dari praktik serupa.
Banyak di antaranya merupakan unit refurbish dari China, Thailand, hingga India yang kemudian masuk melalui jalur tidak resmi.
Para teknisi dan komunitas smartphone menegaskan pentingnya edukasi konsumen agar tidak mudah tergiur harga rendah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



