Lestarikan Warisan Budaya, Kemenag RI Gelar Ngaji Budaya dan Tradisi Islam di Palembang

Jumat 28-11-2025,15:06 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

"Kita tidak menginginkan hal itu terjadi di Palembang. Kita tidak ingin masyarakat kita menjadi masyarakat anti budaya, masyarakat yang kehilangan kesadaran budaya, yang merupakan salah satu pilar penting dalam pembentukan identitas intelektual dan moral. Kita menginginkan masyarakat Palembang memiliki cultural literacy, yakni kemampuan memahami, mengapresiasi, dan mengkritisi tradisi dengan perspektif ilmiah dan terbuka. Generasi muda kita perlu menyadari bahwa budaya bukan sekadar produk masa lalu, tetapi merupakan sistem pengetahuan yang mengajarkan nilai harmoni, kedamaian, dan keberagaman," jelas Wida. 

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sumsel Syafitri Irwan dalam sambutannya menjelaskan keragaman tradisi dan budaya di Sumsel. Dia juga menuturkan bahwa di Sumsel ada semboyan Wong Kito Galo sebagai bentuk ekspresi masyarakat, yang sangat terbuka dalam menerima kedatangan tamu atau pendatang. 

BACA JUGA:Kemenag Sumsel Dorong Tertib Halal sebagai Strategi Penguatan Bisnis UMK

BACA JUGA:Urusan Haji Kini Pindah ke Kemenhaj, Kemenag Pastikan Peralihan Aset Tanpa Hambatan

"Siapa saja yang berkunjung ke Palembang atau Sumsel dianggap sebagai bagian dari keluarga," ujar Syafitri.

Syafitri juga menilai, Ngaji Budaya dan Tradisi Islam merupakan kegiatan penting yang harus terus-menerus dilestarikan. Bahkan kalau perlu dimasukkan dalam kurikulum madrasah atau sekolah sehingga generasi muda bisa mengenal dan memahami keragaman tradisi dan budaya di Nusantara.

Kategori :