Tidak ketinggalan, dua seri Nokia—Nokia 2650 dan Nokia 6125—juga masuk daftar HP lipat jadul paling dicari. Nokia 2650 pernah menjadi ponsel lipat murah paling laris dengan fitur MMS dan ringtone polifonik.
Sedangkan Nokia 6125 menghadirkan kualitas audio yang jernih, kamera 1.3 MP, serta dukungan kartu microSD. Bagi kolektor, keduanya melambangkan periode ketika Nokia masih menjadi raja pasar ponsel global.
Di kelas yang lebih premium, Motorola Razr2 V8 (2007) menjadi simbol evolusi desain HP lipat. Dengan layar luar besar 2.0 inci yang interaktif, memori hingga 2 GB, dan kamera 2 MP, ponsel ini merupakan upaya Motorola mempertahankan kejayaan seri Razr.
Kini, model ini menjadi barang koleksi eksklusif karena jumlah unit yang tersisa tidak banyak dan banyak yang sudah rusak karena usia.
Selain itu, Sony Ericsson Z610i (2006) juga menjadi primadona karena bodinya yang mengusung mirror finish elegan.
Dukungan 3G, kamera 2 MP, serta slot kartu M2 menjadikannya perangkat fashionable sekaligus fungsional. Di masanya, Z610i sering dipilih pengguna yang ingin terlihat trendi namun tetap membutuhkan performa yang mumpuni.
Model lain seperti Samsung SGH–D410, LG VX8000, hingga Nokia N75 juga cukup diminati karena teknologi yang mereka tawarkan dianggap maju pada masanya.
Nokia N75, misalnya, merupakan salah satu HP lipat berbasis Symbian pertama dengan layar besar 2.4 inci dan kamera 2 MP.
Tren berburu HP lipat vintage ini tidak hanya didorong oleh nostalgia, tetapi juga oleh meningkatnya minat terhadap barang-barang elektronik klasik yang memiliki nilai estetika dan sejarah.
Banyak kolektor rela berburu hingga ke luar kota, bahkan negara lain, demi mendapatkan unit yang masih berfungsi sempurna. Dengan pesona desain ikonik dan cerita panjang di baliknya, HP lipat jadul diprediksi akan terus menjadi primadona di kalangan penggemar retro tech.