OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, menyambut kehadiran Tim Juri Validasi Lapangan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2025, Selasa, 18 November 2025, bertempat di Ruang Rapat Audiensi Bupati, KPT Tanjung Senai.
Kehadiran tim juri disambut langsung oleh Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar, S.H., M.Si., M.I.Kom., didampingi Wakil Bupati Ogan Ilir, H. Ardani, S.H., M.H., Sekda Ogan Ilir, H. Muhsin Abdullah, S.T., M.M., M.T., beserta Asisten Setda dan jajaran kepala perangkat daerah terkait.
Tim juri yang hadir, yaitu, Kepala Bagian SDM dan Organisasi-BSKDN Kemendagri, Ira Hayatunisma, M.M., serta Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat-BRIN, Dr. Agus Eko Nugroho, S.E., M.Appl.Econ.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pelepasan "Field Trip Education" salah satu inovasi unggulan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ogan Ilir.
BACA JUGA:Wabup Ogan Ilir Paparkan 2 Inovasi Unggulan di Ajang Innovative Government Award Tahun 2025
Agenda kemudian dilanjutkan dengan sesi audiensi bersama bupati dan wakil bupati, paparan inovasi lintas instansi, serta kunjungan lapangan ke sejumlah titik inovasi.
Antara lain, Gardu Ketapang, Sekretariat TPID-Kebun Setda Ogan Ilir, SMPN 1 Indralaya, SDN 5 Indralaya, dan sentra kebun cabai di Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat.
Wabup Ogan Ilir bersama tim juri IGA 2025, mengunjungi kebun cabai di Desa Arisan Jaya Kecamatan Pemulutan Barat. --
Pada tahun 2025, Kabupaten Ogan Ilir tercatat memiliki 303 inovasi daerah yang tersebar pada berbagai sektor, meliputi 16 inovasi kemiskinan, 83 inovasi kesehatan, 4 inovasi mitigasi bencana, 56 inovasi pendidikan, 5 inovasi pertanian, 76 inovasi stunting, serta 63 inovasi tata kelola pemerintahan.
Dua inovasi unggulan yang menjadi perhatian dalam penilaian IGA tahun ini, yaitu, Field Trip Education-Inovasi non-digital sektor pendidikan yang mengajak siswa belajar langsung di lapangan.
Metode ini memungkinkan peserta didik melihat, menyentuh, dan mengalami proses belajar secara nyata, terutama bagi sekolah-sekolah di wilayah pelosok.
Kemudian, Gardu Ketapang (Gerakan Terpadu untuk Ketahanan Pangan)-Inovasi digital yang mengintegrasikan berbagai pihak dalam penguatan ketahanan pangan daerah, tidak hanya dari sisi produksi tetapi juga pengelolaan informasi, penyediaan data, dan kolaborasi untuk memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan.