Bangkitnya Asa Masyarakat Desa Pengabuan melalui Program Permata Pertamina EP Adera Field

Sabtu 08-11-2025,13:50 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

"Dulu kami hanya menanam, sekarang kami juga mengolah, menjual, dan mengelola. Kami belajar menjadi desa yang Tangguh," ungkap Sarbini. 

 BACA JUGA:Sinergi Pemkab OKU Timur & Pertamina EP untuk Eksplorasi Migas Menuju Ketahanan Energi Nasional

BACA JUGA:Pertamina EP Ramba Field Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pelatihan Pertanian Organik di Desa Keluang

Salah satu dampak nyata dari program ini terlihat pada efisiensi pengeringan hasil panen. Jika sebelumnya proses pengeringan secara tradisional memakan waktu 9 hingga 12 hari, kini dengan penggunaan Dry House berbasis briket jerami, waktu pengeringan hanya memerlukan 1 hingga 2 jam. 

Suhu pengeringan pun stabil di kisaran 50º-60ºC, kadar air tanaman dapat dikontrol hingga mencapai standar 10 persen, dan hasil panen meningkat signifikan dari Rp 400.000-Rp 500.000 menjadi Rp 3.456.874 per bulan.

Dampak sosial dan ekonomi dari program ini sangat terasa. Pendapatan gabungan dari KWT Selaras Alam dan Kelompok Tani Barokah mencapai Rp 20,4 juta per bulan. Sebanyak 44 anggota mengalami peningkatan pendapatan, 12 orang berhasil keluar dari kemiskinan, dan 36 produk lokal telah memiliki legalitas dan layak jual. 

Volume penjualan produk herbal meningkat hingga 35 persen setelah mengikuti berbagai pelatihan dan kerja sama dengan UMKM lokal. Dari sisi lingkungan, pengelolaan limbah jerami dan pemanfaatan PLTS berhasil mengurangi emisi karbon setara 12,15 ton CO₂e per tahun.

 BACA JUGA:Pertamina EP Pendopo Field Perkuat Program Kampung Iklim di Desa Benakat Minyak

BACA JUGA:Pertamina EP Limau Field Inisiasi Pengelolaan Limbah Batik Jadi Produk Ramah Lingkungan

Keberlanjutan program menjadi perhatian utama. Strategi yang diterapkan mencakup pelatihan teknis dan manajemen usaha, penguatan akses pasar berbasis Creating Shared Value (CSV), pembentukan kelembagaan lokal seperti KWT Selaras Alam dan Kelompok Tani Barokah, serta pengurangan intensitas pendampingan secara bertahap hingga penyerahan penuh kepada masyarakat dengan dukungan pemerintah.

Total investasi program dari tahun 2022 hingga 2024 mencapai Rp 796.215.500, sementara nilai manfaatnya mencapai Rp 1.382.523.956. Analisis finansial menunjukkan hasil positif dengan Social Return on Investment (SRoI) sebesar 1,69 dan Payback Period selama 24,8 bulan.

Program PERMATA melibatkan tujuh pemangku kepentingan utama secara aktif, termasuk Pemerintah Desa Pengabuan, Pertamina EP Adera Field, Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Dinas Koperasi, LSM Carios, Kelompok Selaras Alam, dan Kelompok Tani Barokah. Pelaporan dilakukan secara triwulanan dan tahunan, terintegrasi dalam Dokumen PROPER, serta didukung oleh Dashboard Monitoring & Evaluation (Monev).

Field Manager Adera, Adam S Nasution menyampaikan, bahwa program ini berjalan sangat baik dan berharap ke depan dapat meningkatkan koordinasi serta memperluas efek pemasaran agar produk desa bisa menjangkau lebih banyak saluran penjualan. 

BACA JUGA:Pertamina EP Limau Field Kuatkan Kelompok Wanita Tani untuk Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Pertamina SMEXPO 2025 Palembang Resmi Dibuka, Saatnya UMKM Lokal Jadi Vokal!

Ia juga menekankan pentingnya pendampingan dari hulu ke hilir, mulai dari penyuburan tanah hingga pemasaran produk, dengan melibatkan akademisi dari Politeknik Universitas Sriwijaya dan stakeholder lokal seperti kepala desa. Program PERMATA telah meraih tujuh penghargaan nasional, namun yang lebih penting adalah perubahan cara pandang masyarakat terhadap masa depan mereka.

Kategori :