“Tidak ada gunanya menyesali yang sudah lewat. Sekarang semua fokus pada laga melawan Irak. Kemenangan adalah harga mati,” tegas penyerang Oxford United tersebut.
Romeny menyebut bahwa seluruh pemain kini berada dalam semangat baru, bertekad memperbaiki kesalahan dan menebus kegagalan sebelumnya. Laga melawan Irak disebut sebagai laga hidup mati yang akan menentukan langkah Garuda di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dimana Titik Lemah Skuad Garuda Usai Hadapi Arab Saudi
Meskipun menunjukkan perlawanan sengit, kekalahan dari Arab Saudi membuka sejumlah catatan penting yang harus segera dibenahi oleh tim. Berikut analisis tiga titik lemah utama yang teridentifikasi dari laga tersebut:
Lini Tengah Kurang Solid. Duet Marc Klok dan Joey Pelupessy tampak kewalahan menghadapi transisi cepat lawan. Statistik penguasaan bola 45%-55% memang tidak jauh berbeda, namun kendali permainan jelas dimiliki Arab Saudi. Ruang antarlini sering terbuka, dan koordinasi antar gelandang masih kurang rapat.
Masuknya Thom Haye di babak kedua memberi sedikit kestabilan, tetapi belum cukup mengubah ritme permainan.
BACA JUGA:1 Kali Menang, 1 Kali Imbang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Serangan Monoton dan Kurang Tajam
Serangan Garuda terlalu bergantung pada sisi kanan lewat Milan Jonathan yang tampil eksplosif. Sementara di sisi kiri, Beckham Putra dan Ragnar Oratmangun gagal memberi dampak berarti. Ragnar bahkan tidak mencatatkan satu pun tembakan sepanjang laga, membuat pola serangan mudah dibaca.
Kesalahan Individu Fatal
Tiga gol Arab Saudi lahir dari kelengahan sendiri. Sapuan lemah dari Marc Klok, pelanggaran tidak perlu dari Yakob Sayuri, hingga koordinasi buruk di lini belakang menjadi penyebab utama kebobolan.
Ironisnya, meski lawan mendapat kartu merah Kanno dan memberi dua penalti, Garuda gagal memanfaatkannya untuk membalikkan keadaan.
Momen Kocak: Ragnar Oratmangun Terlalu Semangat Nyanyikan Lagu Kebangsaan
Di tengah tensi tinggi jelang pertandingan, terselip satu momen menghibur yang viral di media sosial. Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, penyerang diaspora Ragnar Oratmangun terlihat begitu bersemangat menyanyikan lagu kebangsaan.
Dengan mata terpejam dan urat leher menegang, Ragnar melantunkan lirik dengan penuh penghayatan. Saking antusiasnya, ia tampak “mendahului tempo” sebelum lagu selesai. Aksi spontan itu membuat Kevin Diks dan Marteen Paes di sampingnya ikut terbawa suasana dan tertawa kecil.