Seri GT merupakan kandidat paling realistis untuk mengadopsi Snapdragon karena fokusnya pada performa tinggi, tampilan premium, dan segmentasi pengguna gamer.
Jika Infinix ingin menantang iQOO dan Poco, penggunaan Snapdragon 7s Gen 3 bisa menjadi langkah strategis.
Infinix GT 30 Pro menjadi pilihan ponsel mid-range yang mengusung tampilan desain futuristik serta punya tombol GT Trigger.--
Kedua, Infinix Note Series, yang selama ini dikenal dengan layar besar dan kemampuan multitasking mumpuni.
Jika ingin meningkatkan daya tarik di kelas menengah atas, penggunaan Snapdragon Gen 3 akan membantu memperkuat posisi Note sebagai seri all-rounder yang tak hanya unggul di baterai, tapi juga di performa.
Ketiga, Infinix Hot Series, terutama varian edisi khusus seperti Hot 50 Pro kolaborasi Free Fire.
Walau selama ini seri ini menggunakan Helio G-series, bukan tidak mungkin Infinix melakukan eksperimen chipset Qualcomm untuk meningkatkan reputasi performa gaming-nya di pasar entry-level.
Meski peluang itu masih kecil, Infinix tampaknya memilih pendekatan hati-hati.
Strategi mereka yang mengandalkan MediaTek memang terbukti sukses menekan harga dan menjaga margin kompetitif.
Namun, bagi pengguna yang menginginkan performa khas Snapdragon Gen 3 sekarang, alternatif seperti iQOO Z10 5G, Redmi Note 14 Pro Plus 5G, atau Honor 400 5G bisa menjadi pilihan terbaik di kisaran harga Rp3–6 jutaan.
Dengan tren pasar yang makin kompetitif, para penggemar Infinix kini menantikan kejutan berikutnya: akankah 2026 menjadi tahun pertama Infinix resmi meluncurkan perangkat dengan chipset Snapdragon Gen 3? Waktu yang akan menjawab.