Hasil akhir menghadirkan podium ganda untuk Gresini Racing: Aldeguer di posisi pertama dan Alex Marquez di tempat ketiga.
Di antara mereka, Pedro Acosta memastikan KTM tetap berada di barisan depan.
Sementara itu, Brad Binder finis keempat di depan Marini dan Fernandez, diikuti Fabio Quartararo (Yamaha) di posisi ketujuh.
Franco Morbidelli dan Fabio Di Giannantonio dari Pertamina Enduro VR46 Racing Team finis di posisi delapan dan sembilan, melengkapi sepuluh besar bersama Alex Rins.
Kemenangan di Mandalika menempatkan Fermin Aldeguer dalam buku sejarah.
Ia menjadi pemenang MotoGP termuda kedua sepanjang masa, pada usia 20 tahun dan 183 hari hanya kalah dari Marc Marquez di COTA 2013.
Rekor ini semakin istimewa karena diraih dengan dominasi penuh di lintasan yang dikenal sulit dan teknis.
Dalam wawancara usai lomba, Aldeguer terlihat emosional.
“Saya tidak menyangka bisa menang di sini. Mandalika luar biasa fansnya, energinya, semuanya spesial. Ini hari yang tak akan saya lupakan,”ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Balapan di Indonesia kali ini tak hanya menghadirkan tontonan menegangkan, tapi juga simbol pergantian generasi di MotoGP.
BACA JUGA:Waw, Jorge Martin Meraih Kemenangan Gemilang di MotoGP Mandalika 2024, Kokoh di Puncak Klasemen
Ketika Marquez dan Bagnaia tumbang, generasi baru tampil berani mengambil alih panggung.
Fermin Aldeguer kini bukan sekadar rookie penuh talenta—ia sudah menjadi ikon baru keberanian dan ketenangan di lintasan.
Kemenangan di Mandalika menegaskan satu hal: masa depan MotoGP telah tiba, dan ia berbicara dengan logat Spanyol.
Setelah drama di Indonesia, para pembalap akan bersiap menuju Grand Prix Australia di Phillip Island, dua pekan mendatang (17–19 Oktober 2025).