Begini Hasilnya, Jika Akademisi, Peneliti dan Jurnalis Duduk Bersama di FGD SDGs Kampus Bina Darma Palembang

Jumat 19-09-2025,19:28 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Mahmud

Aulia Suminar Ayu, S.I.Kom., M.I.Kom. – Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UNS

Dikatakan Sri Hastjarjo menekankan pentingnya menghubungkan hasil riset kampus dengan praktik jurnalisme, agar penelitian tidak hanya berhenti di jurnal ilmiah tetapi juga menjangkau masyarakat luas. ''Palembang sebegai kota keempat acara FGD ini,'' jelas 

Narasumber dan Peserta FGD menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, jurnalis, dan pemangku kepentingan media, di antaranya: 

Rindang Senja Andiarini, S.I.Kom., M.I.Kom (Universitas Sriwijaya. UnSri), Prof. Isnawijayani, Ph.D (Universitas Bina Darma),Saftarina, M.I.Kom (Pimpinan Redaksi Media Sriwijaya), Agus Harizal (Pimpinan Redaksi Suara Nusantara, Ketua JMSI Sumsel), Dr. Arif Ardiansyah (Stisipol Candradimuka, ), Mahmud S.Pd (Direktur Sumeks.co), M. Mita Farid, M.I.Kom (UIN Raden Fatah), Dr. Rahma Santhi Zinaida, S.Si., M.I.Kom, Mifta Farid (UIN Raden Fatah), Yosep (RMOL)

Diskusi diikuti pula oleh peneliti, akademisi, dan jurnalis dari berbagai institusi di Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Ilmuwan Peneliti Bahan Bakar Hidrogen Fuel Cell Unsri Dikukuhkan Jadi Guru Besar

BACA JUGA:Ilmuwan Top Dunia Prof Edy Herianto Majlan Sampaikan Kuliah Umum Teknologi Hidrogen di FMIPA Unsri

Secara garis besar materi yang dibahas dalam FGD meliputi:

Pengalaman peneliti dalam menyebarkan hasil riset SDGs ke media.

Perspektif jurnalis tentang pemanfaatan riset akademik sebagai sumber berita.

Hambatan kolaborasi antara akademisi dan media.

Rekomendasi kebijakan kampus dan redaksi media untuk menjembatani kesenjangan riset–jurnalisme.

Kebutuhan kompetensi dan dukungan kelembagaan untuk agenda setting berbasis riset.

Hasil Temuan Awal: Dari rangkaian FGD yang sudah dilakukan di beberapa daerah, muncul sejumlah catatan penting:

Perspektif akademisi: Banyak peneliti mengakui bahwa publikasi riset lebih difokuskan ke jurnal ilmiah dan konferensi akademik. Sementara itu, kemampuan menulis populer agar riset bisa dikonsumsi media masih terbatas.

Perspektif jurnalis: Jurnalis menilai laporan riset perguruan tinggi sering kali sulit dipahami dan minim nilai berita (news value). Selain itu, interaksi langsung antara dosen dan jurnalis masih jarang terjadi.

Kategori :