Meski demikian, Chromebook juga mendukung aplikasi Android dan Linux, sehingga fleksibilitas penggunaannya cukup luas.
Keunggulan Chromebook terletak pada pembaruan sistem keamanan jangka panjang yang kini bisa mencapai 10 tahun, bobot yang ringan, serta kemudahan manajemen perangkat dalam skala besar.
Lenovo Chromebook 300e sudah mendukung konektivitas Wi-Fi 11ac, 2x2 + BT4.2 serta baterai Integrated 47Wh. --net
Tak heran jika banyak negara memanfaatkannya untuk sektor pendidikan. Chromebook sangat cocok untuk kegiatan belajar daring, pengolahan dokumen, presentasi, maupun kolaborasi guru dan siswa.
Namun, ketergantungan pada internet menjadi kelemahan utama. Di wilayah yang belum memiliki jaringan stabil, perangkat ini tidak bisa digunakan secara maksimal.
Pengadaan di Indonesia sempat melibatkan merek lokal seperti Axioo, Zyrex, Evercoss, dan SPC. Rata-rata spesifikasi yang ditawarkan adalah prosesor Intel Celeron N4020, RAM 4 GB, penyimpanan eMMC 32 GB, serta layar 11,6 inci.
Harga yang tercatat di katalog pengadaan pemerintah berkisar Rp6,3 juta hingga Rp6,8 juta per unit.
Sebagai perbandingan, di pasar global, Chromebook memiliki variasi harga yang jauh lebih beragam. Model entry-level dibanderol mulai dari US$59 atau sekitar Rp900 ribu, sedangkan varian menengah hingga "Chromebook Plus" dengan prosesor lebih bertenaga dan RAM 8–16 GB dijual mulai US$399 atau sekitar Rp6 juta.
Di marketplace Indonesia, publik bisa menemukan Samsung Chromebook 4 dengan harga antara Rp1,6 hingga Rp2,2 juta, tergantung varian RAM dan penyimpanan.
Perbedaan mencolok antara harga pengadaan dengan harga pasaran inilah yang kemudian menjadi salah satu sorotan.
Publik menilai proyek tersebut terkesan dipaksakan dan tidak efisien, apalagi jika melihat kebutuhan internet yang belum merata.
Kasus dugaan korupsi Chromebook ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan kehati-hatian dalam penggunaan anggaran pendidikan.
Di sisi lain, Chromebook tetaplah perangkat yang ideal untuk dunia pendidikan, asalkan digunakan dengan perencanaan matang, harga yang wajar, serta dukungan infrastruktur memadai.
Dengan status hukum yang kini menjerat Nadiem Makarim, publik menanti proses penyidikan lebih lanjut, sembari berharap agar dunia pendidikan tidak lagi dijadikan ladang praktik korupsi yang merugikan generasi penerus bangsa.