Kolonel Infanteri Amril Hairuman Tehupelasury, Wakil Komandan Grup 1 Kopassus, yang dipercaya sebagai Komandan Upacara, menegaskan pentingnya nilai-nilai kemerdekaan yang harus diwariskan.
“Sebagai generasi muda, kita wajib meneruskan nilai perjuangan para pendahulu yang telah mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan. Kita harus melanjutkannya sesuai dengan tugas dan profesi masing-masing,” tegas Kolonel Amril.
BACA JUGA:Kukuhkan 50 Anggota Paskibraka Sumsel, Herman Deru: Berikan yang Terbaik
BACA JUGA:Latihan di BKB, ini Jumlah Paskibraka Palembang
Presiden RI Prabowo Subianto hadir sebagai Inspektur Upacara dalam peringatan kemerdekaan ke-80 RI dengan tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Upacara dimulai dengan laporan Komandan Upacara, lalu ditandai dentuman 17 meriam serta bunyi sirene panjang.
Momen sakral semakin terasa saat Presiden Prabowo membacakan naskah proklamasi yang 80 tahun lalu dikumandangkan oleh Ir. Soekarno.
Setelah itu, seluruh peserta mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan, dilanjutkan doa yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Prosesi puncak adalah pengibaran Merah Putih oleh Tim Paskibraka “Indonesia Berdaulat” yang terdiri dari Bianca, Farrel, El Rayyi, dan Arka Bintang Is’adkauthar dari Jawa Timur sebagai Komandan Kelompok 8.
Dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, bendera Merah Putih perlahan berkibar gagah di langit Istana Merdeka. Sorak haru dan rasa bangga pun menyelimuti seluruh hadirin.
Suasana khidmat juga diperindah dengan keberagaman pakaian adat yang dikenakan Presiden Prabowo serta para menteri Kabinet Merah Putih.
Presiden tampil mengenakan beskap dengan wastra nusantara, sementara Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengenakan pakaian adat Padang, Sumatera Barat, untuk menghormati Bung Hatta.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dan istri tampil dalam busana Bugis, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto beserta istri mengenakan pakaian adat Sunda, sementara Menteri Sosial Saifullah Yusuf memilih batik khas Yogyakarta.
Keragaman busana adat tersebut menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang majemuk namun tetap bersatu. Dari Sabang hingga Merauke, identitas lokal berpadu indah dalam perayaan kebangsaan.
Selain prosesi upacara, peringatan HUT ke-80 RI juga diramaikan dengan pagelaran seni budaya. Pencak silat menjadi salah satu pertunjukan utama, dipimpin oleh aktor sekaligus pesilat internasional Iko Uwais.
“Perasaan ini di luar ekspektasi, sangat senang bisa tampil di Istana. Silat bukan sekadar bela diri, tapi warisan budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan,” ujar Iko penuh semangat.