Ketua ALTI Sumsel Rinaldo Alimin mengaku sangat bangga dan terharu atas prestasi yang diraih para atletnya. Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para atlet yang telah berjuang dengan sepenuh hati.
“Saya sebagai Ketua Umum ALTI SUMSEL memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian dan kerja keras para atlet yang berjuang dengan keringat dan darah untuk mengharumkan nama Sumsel. Ini adalah hasil dari proses panjang, semangat, dan kekompakan tim,” ujar Rinaldo penuh emosi.
Tak lupa, Rinaldo juga menyampaikan terima kasih kepada Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Sumsel, serta dukungan penuh dari Gubernur Sumsel Herman Deru dan Wakil Gubernur Cik Ujang.
“Dukungan moral dan materiil dari pemerintah daerah sangat berarti bagi kami. Terima kasih kepada KORMI Sumsel, Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur. ALTI Sumsel menyala juara!” tegasnya.
BACA JUGA:Begini Target Atlet Lari Trail Indonesia (ALTI) Sumsel untuk PON XXI 2024 di Karo Sumut
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya yang hadir dan turut melepas peserta lomba, menegaskan bahwa Fornas VIII bukan sekadar ajang olahraga rekreasi, namun juga merupakan pemanasan penting jelang PON 2028, yang akan digelar bersama oleh NTB dan NTT.
“Fornas ini dapat dimanfaatkan untuk melatih kesiapan Pemprov NTB menuju PON 2028. Mudah-mudahan lokasi seperti Sembalun bisa digunakan lagi di masa depan,” ujar Bima saat melepas peserta lari trail.
Dalam kesempatan itu, Bima juga memberikan apresiasi kepada seluruh pengurus ALTI baik tingkat pusat maupun daerah, atas dedikasi dan komitmen mereka dalam menyukseskan Fornas VIII.
“Lari trail bukan hanya olahraga, tapi juga mendukung sektor pariwisata. Karena ALTI ini banyak irisannya dengan pariwisata, maka dampaknya sangat luas pada ekonomi masyarakat,” tambah Bima.
Fornas VIII tahun ini menghadirkan tantangan nyata bagi para peserta. Jalur lari trail melintasi kawasan ekstrem di Sembalun, termasuk perbukitan curam, hutan lebat, persawahan, hingga sungai. Khusus kategori 20 KM, peserta wajib sudah pernah menyelesaikan lomba 10 KM sebelumnya.
Juri ALTI Lusianto Andrian Lee menjelaskan bahwa dari empat kategori yang dipertandingkan, yaitu 10 KM dan 20 KM untuk putra dan putri, terdapat subkategori berdasarkan usia: Senior, Master 1 (usia 35-45), dan Master 2 (di atas 45 tahun).
“Rute 20 KM termasuk yang paling menantang karena harus melintasi Bukit Pergasingan yang sangat teknikal, terutama saat turunan. Kalau hujan, jalurnya bisa sangat licin dan berbahaya,” ujarnya.
Panitia pun menyiapkan pengamanan ekstra, termasuk water station setiap 5 kilometer, petugas medis, marshal di titik rawan, dan jam GPS untuk tiap peserta sebagai alat navigasi.
BACA JUGA:Musi Run 2023 Sumatera Ekspres Bersama Kodam II/Sriwijaya Spektakuler, Ini Daftar Nama Pemenang
BACA JUGA:CATAT! Musi Run 2023 Segera Dimulai, Event Lari Nasional di Palembang dengan Total Hadiah Rp 85 Juta