PALEMBANG, SUMEKS.CO - PT Magna Beatum akhirnya buka suara, terkait polemik mangkraknya pembangunan proyek revitalisasi Pasar Cinde yang selama ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat Palembang.
Dugaan adanya pengembang lari dari tanggung jawab ditepis langsung oleh pihak perusahaan melalui kuasa hukumnya dalam agenda mediasi di Pengadilan Negeri Klas IA Khusus Palembang.
Rainmar Yosnaidi (54), selaku perwakilan PT Magna Beatum, melalui tim kuasa hukum yang diketuai oleh Advokat Kemas Ahmad Jauhari Rabu 25 Juni 2025, menyatakan bahwa terhentinya pembangunan Pasar Cinde bukan karena kelalaian atau kesengajaan dari pihak mereka.
Melainkan, karena adanya pemutusan kontrak kerja secara sepihak oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:FJT Komut PT Magna Beatum Diperiksa Kejati Sumsel, Korupsi Proyek Pasar Cinde Makin Disorot
BACA JUGA:HRD PT Magna Beatum Tak Luput Pemeriksaan Korupsi Proyek Revitalisasi Pasar Cinde Palembang
"Pemutusan itu dilakukan pada masa transisi kepemimpinan dari Gubernur Alex Noerdin ke Herman Deru tanpa alasan yang jelas dan sangat mendadak," tegas Jauhari.
Ia menerangkan, kontrak yang diputus oleh Pemprov Sumsel tersebut tertuang dalam surat resmi bernomor 512/0520/BPKAD/2022, tertanggal 25 Februari 2022 dan ditandatangani langsung oleh Gubernur Herman Deru.
Rainmar Yosnaidi perwakilan PT Magna Beatum, melalui tim kuasa hukum yang diketuai oleh Advokat Kemas Ahmad Jauhari dan rekan memberikan keterangan resmi terkait polemik mangkraknya Pasar Cinde Palembang --
Menurutnya, hal ini menjadi titik awal dari mandeknya pembangunan proyek yang sebenarnya telah mencapai progres sekitar 40 persen.
Padahal, PT Magna Beatum telah menginvestasikan dana besar dalam proyek tersebut, dengan nilai pengerjaan mencapai lebih dari Rp109,8 miliar.
BACA JUGA:Penyidikan Korupsi Pasar Cinde Berlanjut, Petinggi PT Magna Beatum Kembali Diperiksa Kejati Sumsel
Bahkan, 219 unit lapak sudah terjual kepada konsumen dengan total pembayaran mencapai Rp43,9 miliar, berkisar antara Rp20 juta hingga Rp900 juta per unit.
"Sejak awal kami berniat menyelesaikan pembangunan. Kami bahkan sudah menawarkan solusi agar proyek tetap berjalan, termasuk membangun gedung hingga enam lantai agar para pedagang lama bisa kembali berdagang," tambahnya.