BACA JUGA:Iran Luncurkan Rudal Hipersonik Jarak 6000 Km, Peringatkan Evakuasi Tel Aviv dan Haifa
“Ini bukan hanya tentang Iran. Ini tentang menghentikan siklus kekerasan dan mengembalikan jalur diplomasi,” tegas Awad.
CAIR juga menyerukan penghentian total dukungan militer AS untuk Israel, mengingat tindakan sepihak Tel Aviv dalam melakukan pengeboman ke wilayah Iran, yang dianggap sebagai pemicu konflik terbaru ini.
Organisasi tersebut tidak hanya mengkritik serangan AS, tetapi juga menuduh Israel melakukan kampanye militer yang bertujuan memperluas pengaruh melalui kekerasan, termasuk pembersihan etnis dan penghancuran infrastruktur sipil di Gaza, Lebanon, dan kini Iran.
CAIR memperingatkan bahwa kebijakan Israel yang menuntut “zero enrichment” dalam negosiasi nuklir bertujuan untuk menggagalkan diplomasi dan memicu perang terbuka.
Sejumlah negara dan lembaga internasional telah menyuarakan keprihatinan. Misalnya Prancis, Jerman, dan Tiongkok meminta AS dan Iran menahan diri dan mengutamakan penyelesaian diplomatik.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengecam serangan terhadap situs-situs nuklir yang berada di bawah pengawasan mereka dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Dampak Terhadap Pasar dan Stabilitas Regional. Pasca serangan, harga minyak dunia melonjak lebih dari 8 persen, sementara pasar saham Asia dan Eropa mengalami tekanan jual.
BACA JUGA:KBRI Tetapkan Status Siaga 1 bagi WNI di Iran, Pemerintah Siapkan Evakuasi Darurat
BACA JUGA:KBRI Tetapkan Status Siaga 1 bagi WNI di Iran, Pemerintah Siapkan Evakuasi Darurat
Analis memperingatkan bahwa gangguan lebih lanjut di Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak strategis, dapat memperparah krisis energi global.
Sementara itu, pasukan milisi pro-Iran di Irak dan Suriah telah meningkatkan kesiagaan, menandakan potensi balasan asimetris terhadap aset Amerika di Timur Tengah.