Kementerian Kesehatan Iran menyatakan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 224 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 1.200 orang.
Ya, Pada Minggu malam, Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengonfirmasi pembunuhan Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi, kepala Organisasi Intelijen IRGC, dalam serangan Israel.
Bersama Kazemi, wakilnya, Hassan Mohaghegh, dan komandan senior IRGC, Mohsen Baqeri, juga tewas. Ketiga pejabat ini dibunuh dalam serangan. Dan IRGC mengecam serangan tersebut sebagai bentuk agresi dan terorisme yang tak dapat diterima menurut hukum internasional.
Sebagai respons, Iran memulai Operasi Janji Sejati 3, yang dalam tahap awal berhasil menghancurkan markas intelijen di Tel Aviv dan beberapa pangkalan militer utama Israel.
BACA JUGA:Pemimpin Iran Murka, Warga dan Ilmuwannya Jadi Martir Serangan Israel ke Fasiltias Nuklir
BACA JUGA:IRAN BERDUKA, Presiden Ebrahim Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Sosokya
Dalam pernyataan terbarunya, IRGC menegaskan bahwa operasi militer ini dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, yang memberikan hak kepada negara untuk membela diri dari serangan bersenjata.
“Selama kejahatan rezim Zionis belum dihentikan, operasi akan terus berlanjut dan meningkat dalam skala maupun intensitas,” tulis pernyataan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel terkait serangan terbaru tersebut, seiring diberlakukannya sensor militer ketat terhadap media lokal.
Namun, analis memperkirakan bahwa konflik ini berpotensi berkembang menjadi perang regional jika tidak segera ditengahi oleh pihak internasional.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengadakan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, pada Minggu 15 Juni 2025, untuk membahas eskalasi situasi antara Israel dan Iran.
Percakapan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan akibat serangan saling balas antara kedua negara yang telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik regional yang lebih luas.
Kedua pemimpin membahas perkembangan terkini di kawasan, dengan fokus khusus pada dampak operasi militer Israel yang menargetkan Iran.
Mereka menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan dan menghindari peningkatan ketegangan lebih lanjut.
Dalam pernyataan yang dirilis , kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya upaya penyelesaian sengketa melalui jalur diplomatik.
Mereka menggarisbawahi kebutuhan untuk menahan diri dan mendorong de-eskalasi agar situasi yang semakin memanas tidak berujung pada konflik yang lebih besar.