Pembangunan fasilitas sumber air ini tidak hanya untuk mendukung pemadaman karhutla, tetapi juga menunjang operasi penanganan bencana lain yang membutuhkan air.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Palembang Masuk Musim Kemarau pada Juni 2025
BACA JUGA:Siap-Siap, Sejumlah Wilayah di Indonesia Mulai Masuki Musim Kemarau pada April 2025
Dia menerangkan, berdasarkan analisis yang dilakukan BPBD OKI, wilayah ini juga rentan terhadap bencana banjir, sehingga keberadaan sumber air permanen akan sangat strategis.
Yakni ada beberapa kecamatan telah diidentifikasi memiliki kerentanan tinggi, baik terhadap karhutla maupun bencana lainnya.
Terkait kerentanan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan.
"Jadi kami berupaya semaksimal mungkin meminimalkan dampak dan kerugian berdasarkan analisis yang sudah diverifikasi di lapangan,” bebernya.
BACA JUGA:PT TeL Bantu Masyarakat Desa Sekitar dengan Distribusi Air Bersih Selama Musim Kemarau
BACA JUGA:Antisipasi Musim Kemarau, Pj. Bupati Banyuasin Siapkan Strategi Pengendalian Karhutla
Pihaknya menegaskan bahwa pembangunan sumur bor menjadi salah satu langkah prioritas untuk menghadapi krisis air yang berulang setiap musim kemarau.
“Kami telah menyampaikan daftar usulan pembangunan berbagai fasilitas tersebut ke pusat," ucapnya.
Dikatakan Isa, harapannya, bantuan bisa segera direalisasikan agar penanganan karhutla lebih optimal. Apalagi saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Diberitakan sebelumnya, musim kemarau sendiri berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi di Mei 2025 ini.
BACA JUGA:Air Bersih Perusahaan Bantu Warga Air Sugihan, Tak Perlu Beli Air Galon di Musim Kemarau
BACA JUGA:Memasuki Musim Kemarau, Kawasan Rawan Karhutla di Muara Enim Capai 33 Hektar
Pada musim kemarau rawan terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) terutama yang rawan terjadi Karhutla adalah lahan gambut.