Tragedi Maut di Garut, Mengais Rezeki dari Serpihan Amunisi, Berujung Petaka

Selasa 13-05-2025,10:53 WIB
Reporter : Fadly
Editor : Edward Desmamora

Salah satu korban jiwa adalah pejabat militer berpangkat tinggi, Kepala Gudang Amunisi Kolonel Cpl Antonius Hermawan.

Selain korban meninggal, beberapa warga lainnya mengalami luka berat dan kini tengah dirawat intensif di rumah sakit setempat.


Ledakan pemusnahan amunisi kadaluarsa di Garut beberapa waktu lalu--

Peristiwa tragis ini terjadi di area milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), yang selama ini kerap digunakan oleh TNI sebagai lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Prosedur pemusnahan biasanya dilakukan dengan pengawasan ketat, namun investigasi kini tengah dilakukan untuk menelusuri apakah ada kelalaian dalam prosedur pengamanan dan pelaksanaan peledakan.

TNI dan pihak kepolisian telah membentuk tim investigasi gabungan. Mereka akan mendalami sejumlah aspek, mulai dari prosedur keselamatan, standar operasional dalam proses pemusnahan, hingga potensi pelanggaran SOP yang menyebabkan warga bisa dengan mudah mendekat ke lokasi yang seharusnya steril dari sipil.

"Kami akan menelusuri seluruh rantai kegiatan, mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Kejadian ini tidak boleh terulang," tegas Mayjen Kristomei.

Sementara itu, keluarga korban menuntut kejelasan dan keadilan. Banyak di antara mereka tidak tahu bahwa orang terdekat mereka berada di lokasi berbahaya itu.

Beberapa saksi mata mengatakan bahwa tidak ada garis pembatas atau larangan yang jelas untuk mencegah warga mendekat usai ledakan pertama.

Tragedi ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak, terutama terkait lemahnya pengawasan terhadap area sensitif seperti lokasi pemusnahan amunisi.

Dalam kondisi ekonomi sulit, warga kerap mengambil risiko besar demi mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, tragedi ini memperlihatkan betapa fatalnya akibat dari praktik yang selama ini dianggap "biasa".

Kini, Garut berkabung. Dan Indonesia kembali diingatkan akan pentingnya keselamatan, prosedur ketat, dan edukasi publik tentang bahaya yang bisa mengancam nyawa.

Mengais rezeki dari serpihan logam memang menggiurkan, tetapi ketika nyawa menjadi taruhannya, tak ada harga yang sepadan.

Kategori :