Aksi perundungan ini sontak memicu kemarahan publik. Warganet ramai-ramai mengecam perbuatan tersebut dan meminta pihak sekolah serta aparat hukum untuk bertindak tegas.
Banyak yang mendesak agar para pelaku diberikan sanksi yang mendidik namun menimbulkan efek jera, termasuk usulan agar mereka dikirim mengikuti program pembinaan disiplin di barak militer.
"Sudah keterlaluan. Harus ada tindakan nyata. Jangan sampai generasi muda kita terbiasa dengan kekerasan,” tulis seorang pengguna media sosial di kolom komentar.
Ada pula yang menyarankan agar pihak sekolah memperketat pengawasan serta memperkuat pendidikan karakter kepada siswa agar kejadian serupa tidak terulang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah terkait insiden ini.
Namun, sejumlah sumber menyebut bahwa kasus ini sudah dalam penanganan pihak berwenang.
Diharapkan para pelaku segera dipanggil, untuk dimintai keterangan dan ditindak sesuai aturan yang berlaku.
Menurut seorang ahli psikologi anak dan remaja, menilai bahwa kasus seperti ini bisa berdampak serius terhadap kondisi mental korban.
Korban perundungan bisa mengalami trauma berkepanjangan, menurunnya kepercayaan diri, hingga depresi.
Oleh karena itu, penting sekali untuk segera memberikan pendampingan psikologis, baik kepada korban maupun pelaku.
Fenomena perundungan di lingkungan sekolah bukanlah hal baru di Indonesia. Namun, dengan kemudahan akses media sosial, aksi-aksi seperti ini kini lebih mudah terekspos ke publik.
Sayangnya, tidak jarang pula video seperti ini beredar tanpa adanya tindak lanjut yang jelas dari pihak terkait.
Kini publik menunggu langkah konkret dari pihak sekolah, dinas pendidikan, hingga aparat penegak hukum untuk menyikapi kasus ini secara serius.
Tidak hanya menghukum pelaku, namun juga memastikan adanya langkah preventif di masa depan agar sekolah tetap menjadi tempat aman dan nyaman bagi setiap siswa untuk belajar dan tumbuh.