Gubernur Herman Deru Dampingi Reses Komisi IV DPR RI Tinjau OPLA Desa Srimenanti Tanjung Lago Banyuasin

Rabu 09-04-2025,17:05 WIB
Reporter : Julheri
Editor : Julheri

“Kita pernah di tahun 2018 pada peringkat 8,  kini sudah menjadi peringkat kelima dan harapan kita di luar wilayah luas lahan yang masih mungkin maksudnya spesifikasi ini Minimal kita bisa masuk peringkat 3 Nasional,” harapnya.

Herman Deru menyebut Proyek optimalisasi lahan (OPLA) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2025 tersebar di 9 kabupaten, termasuk Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyuasin. Untuk Kabupaten Banyuasin terletak di Desa Sri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago dengan  Luas lokasi OPLA sebesar 640 hektar.

BACA JUGA:Ribuan Masyarakat OKU Timur Antusias Silaturahmi Halal Bihalal Bersama Gubernur Herman Deru

BACA JUGA:Penyapu Jalan Ramaikan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah di Griya Agung Bersama Gubernur Herman Deru

Selain itu Kabupaten Banyuasin Kabupaten lainnya juga mendapatkan jatah Oplah ini adalah Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyuasin, ada beberapa kabupaten lain yang juga menjadi lokasi OPLA di Sumsel tahun 2025.

Sementara itu Bupati Banyuasin Askolani menjelaskan bahwa Bumi Sedulang Setudung ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin.

Luas wilayah Banyuasin terluas kedua setelah kabupaten OKI, dan penduduk terbanyak kedua setelah kota Palembang.

Banyuasin sangat potensial di bidang pertanian, perkebunan, batubara dan yang menonjol adalah pertanian nomor 1 di Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Penyapu Jalan Ramaikan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah di Griya Agung Bersama Gubernur Herman Deru

BACA JUGA:Penyapu Jalan Ramaikan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah di Griya Agung Bersama Gubernur Herman Deru

"Pada tahun 2025 luas lahan  pertanian mencapai 199.684 Ha. Panen seluas 129. 880 Ha dan produksi 649.400 ton gabah. Setiap tahunnya meningkat baik luas panen dan luas lahan,” terangnya.

Adapun lahan sawah yang baru ditinjau sebelumnya sudah menghasilkan 7 ton,  merupakan kondisi lahan sawah pasang surut, dengan rata-rata  produksi beras sebanyak 5,8 ton hasil panen. 

"Luas lahan dan luas panen ini masih bisa dikembangkan. Namun demikian ada beberapa kendala yang dihadapi. Kami membutuhkan tanggul dan irigasi primer. Kemudian tanggul penahan banjir, dan akses jalan menuju lahan persawahan serta kesediaan alsintan. Jika ini dipenuhi maka produksi beras bisa kami penuhi sekaligus sebagai penyedia bahan pangan di Indonesia,”  bebernya.

Kategori :