Pesantren kita memiliki Grup Musik Gemai yang diinisiasi oleh alumni Al-Ittifaqiah yang memiliki talenta dan konsen berkiprah di dunia musik. Potensi yang mereka asah sejak menjadi santri.
Awalnya, Rhoma Irama hadir dalam konteks dakwah dan memberikan tausiah. Melihat penampilan para alumni ini rupanya “masuk standar” sehingga Bang Haji “tergoda” untuk tampil bersama Gemai membawakan lagu “Sekujur Bangkai”.
Tetapi lebih dari itu (khawasul khawas), lagu Rhoma Irama masuk dalam hiden kurikulum Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya.
Dipadukan dengan teknologi digital dan radio Al-Ittifaqiah, pesan-pesan religius dalam lagu-lagu Rhoma menjadi materi utama edutainment yang diberikan kepada seluruh santri.
Sebuat saja di antaranya, melalui lagu “Harga Diri” ditanamkan kepada santri:
Demi kehormatan, boleh miskin
Demi kehormatan
Demi keimanan, boleh lapar
Demi keimanan
Jangan sampai dijual berapa pun
Harga diri ini
Jangan sampai ditukar dengan apa pun
Keimanan ini
Sudah dilakukan survei beberapa peneliti tentang edutaiment Al-Ittifaqiah. Hasilnya sangat positif. Lagu Rhoma tersebut sangat berkesan bagi para santri dan alumni.
Mereka terinspirasi dengan makna terkandung dalam lirik lagu sekaligus menjadi memori kolektif yang mempererat ikatan batin santri dan alumni dengan pondok.
Menariknya, edutainment dengan lagu Rhoma Irama di Al-Ittifaqiah ini sempat dipertanyakan oleh para kiai termasuk dari ekternal pesantren, karena dianggap tidak lazim dan aneh, lebih ekstrim lagi “tidak mendidik.”