Bahkan Ika telpon selama 6 menit si operator mengaku tidak bisa dimasukkan anak itu, karena dia sudah memasukkan semua nilai.
“Kata kak Ika usahakan, dan saya membatalkan melakukan finalisasi yang sudah saya lakukan,” ungkapnya.
Pertanyaannya mengapa opeartor ini mengkuti perintah itu? Dia mengaku baru sebagai opeartor, “Baru kali ini mengerjakan link PDSS saya belum berpengaman memang adik-adik,” akunya.
Saya mengikuti perintah itu karena Kak Ika ini senior opeartor yang pernah melakukan pengisian PDSS.
“Kalau masih tidak percaya di akun PDSS kalian sudah terdapat pembatalan finalisasi di tanggal 31 Januari 2025, di pukul 12.41, dan saya berusaha kembali memasukkan nilai siswa, dengan menginput nilai ulang, saya mengimputnya sendiri” bebernya.
Permintaan untuk menambahkan satu siswa ke dalam daftar siswa eligible itu diungkap operator inisial C, dia menerima telepon dari seorang guru.
Guru itu minta 1 siswa yang katanya keponakan petinggi di ddinas pendidikan agar masuk daftar.
Atas tekanan ini operator C tidak berani menolak permintaan itu.
Akibatnya, setelah proses input ulang dilakukan, seluruh data nilai siswa lainnya hilang, akibatnya ratusan siswa SMKN 1 Kota Jambi kehilangan kesempatan untuk mengikuti SNBP.
C memberikan penjelasan karena para siswa meminta klarifikasi kepada operator input data lewat diskusi via Zoom.