KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Salah satu oknum kepala Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diduga memanipulasi data.
Yakni memanipulasi data Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk kepentingan pribadi. Dimana sekolah yang dipimpinnya ini merupakan sekolah dengan siswa terbanyak nomor dua di Kecamatan Cengal.
Adapun modus memanipulasi data yaitu dengan cara tidak pernah bermusyawarah dengan para guru di Sekolah Sungai Lumpur.
Yakni dalam menyusun rencana anggaran belanja sekolah, serta tidak pernah transparan dalam realisasi penggunaan dana BOS selama menjabat sebagai kepala sekolah.
BACA JUGA:Hakim Singgung Kepemimpinan Kepsek SMP Negeri di Palembang Ini hingga Disdik Terpaksa Turun Tangan
Lalu, yang bersangkutan juga dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di Sekolah Sungai Lumpur, memerintahkan salah satu guru setempat.
Yaitu untuk membuat rencana belanja kebutuhan dan keperluan sekolah dalam 2 tahun terakhir.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, banyak pihak guru merasa resah selama kepemimpinan Kepala Sekolah LS itu selama menjabat.
Sebelumnya, yang bersangkutan memakai jasa orang lain di sekolah lain, dalam merencanakan pembuatan RKAS. Kendati demikian, beberapa anggaran yang tertera di RKAS tersebut diduga banyak dimanipulasi dan fiktif.
BACA JUGA:Ruang Kepsek SD Dibobol Maling, Speaker Lengkap dengan Mic Raib, Pelakunya 2 Sekawan
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, banyak pihak guru merasa resah selama kepemimpinan Kepala Sekolah LS itu selama menjabat.
"Sebenarnya jika masalah di sekolah sudah jelas banyak manipulasi data. Juga mengenai kenyamanan pimpinan dan bawahan dalam penilaian kami, yang pro dengan kepsek saja diberi kenyamanan, jika tidak pro dengan kepsek dipersulit semua urusan," jelasnya, Jumat 17 Januari 2025.
Tak hanya itu, banyak guru-guru tidak ditempatkan di sekolah induk, justru diusulkan pindah ke sekolah pemekaran (SDN 1 Pantai Harapan), dikarenakan Kepala sekolah merasa dekat dengan orang Diknas.