"Kesepakatan ini disusun dalam tiga fase. Fase pertama akan berlangsung selama enam minggu, di mana gencatan senjata penuh diterapkan dan pembebasan sandera dimulai," jelas Biden.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat turut berperan dalam pembebasan sandera, termasuk menyambut mereka yang kembali ke tanah air.
Peran Qatar dan Kolaborasi Internasional
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyampaikan bahwa peran Amerika Serikat sangat signifikan dalam mendorong tercapainya kesepakatan ini.
"Kolaborasi antara Amerika Serikat dan negara-negara lain telah membuahkan hasil. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada utusan Amerika yang telah memainkan peran penting dalam perundingan ini," ungkap Al Thani dalam konferensi pers di Doha.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Diminta Buka Pendaftaran Jihad ke Palestina, MUI: Jangan Kalah Sama Presiden Sipil!
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari Mesir dan negara-negara lain di kawasan dalam menyukseskan upaya diplomasi tersebut.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelesaikan rincian teknis kesepakatan, termasuk daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
Namun, kesepakatan ini tetap membutuhkan persetujuan dari kabinet Israel.
"Kami berharap rincian akhir akan selesai malam ini," kata seorang pejabat Israel yang mengetahui proses perundingan.
Pertanyaan yang Belum Terjawab
Meskipun kesepakatan ini disambut baik oleh banyak pihak, masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk:
-Kapan dan berapa banyak warga Palestina yang mengungsi akan dapat kembali ke rumah mereka.
-Apakah perjanjian ini akan berlanjut menjadi penghentian perang secara menyeluruh.
-Siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang dan bagaimana rekonstruksi wilayah tersebut akan dilakukan.