BACA JUGA:Film Horor Korea Devils Stay Angkat Kisah Teror Iblis dalam Jantung, Kini Sudah Tayang di Bioskop
Para peneliti menggunakan berbagai alat untuk mengukur respons fisik penonton, seperti detak jantung penonton akan meningkat drastis saat mereka merasa takut atau terkejut.
Kelenjar keringat akan menghasilkan lebih banyak keringat saat tubuh mengalami stres, seperti saat menonton film horor.
Beberapa penelitian menggunakan alat pencitraan otak untuk melihat bagian otak mana yang paling aktif saat menonton film horor.
Sinister berhasil menjadi film horor paling menakutkan karena perpaduan yang sempurna antara elemen-elemen visual, audio, dan naratif yang dirancang untuk memicu respons emosional yang kuat pada penonton.
Meskipun sains dapat membantu kita memahami mengapa kita takut, pengalaman menonton film horor pada akhirnya adalah pengalaman yang sangat pribadi.
Sinister adalah film horor psikologis yang mengisahkan tentang Ellison Oswalt, seorang penulis novel kriminal yang sedang mengalami kesulitan kreatif.
Dalam upaya mencari inspirasi untuk buku barunya, ia pindah bersama keluarga ke sebuah rumah tua di pinggiran kota.
Tidak lama setelah pindah, Ellison menemukan sejumlah film Super 8 yang tersembunyi di loteng rumahnya.
BACA JUGA:Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu: Konflik Batin dan Pilihan Hidup Jadi Bumbu Utama
BACA JUGA:Comeback Epik Hyun Bin di Film Harbin, Jadi Pejuang dengan Aksi Menegangkan di Film Harbin
Film-film tersebut berisi rekaman pembunuhan mengerikan yang terjadi di rumah itu sebelumnya.
Semakin dalam Ellison menggali misteri di balik film-film tersebut, ia semakin menyadari bahwa ada kekuatan jahat yang mengikuti keluarganya.
Sudah pasti jika sudah dinobatkan sebagai yang terseram, film ini penuh dengan momen-momen kejutan yang membuat penonton terkejut dan takut.