Diolah dari berbagai sumber, Gingerbread memiliki sejarah panjang sejak abad ke-11 di Eropa.
Pada masa itu, rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, dan cengkeh tidak hanya digunakan sebagai bahan dalam masakan, tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam berbagai perayaan.
BACA JUGA:INI Saatnya, Natal Keluarga Jadi Lebih Fun dengan 5 Aktivitas Natal Kekinian Favorit Gen Z
BACA JUGA:Tren Outfit Natal 2024: Gen Z Wajib Tahu Cara Mix and Match Biar Makin Stylish!
Gingerbread pertama kali dibuat oleh para biksu di Eropa, terutama di kawasan Prancis dan Jerman, yang menggunakan jahe untuk membuat roti dengan bentuk sederhana.
Pada awalnya, gingerbread lebih berfungsi sebagai obat atau suplemen kesehatan karena kandungan rempah-rempahnya yang dipercaya memiliki khasiat penghangat tubuh dan pencernaan.
Seiring berjalannya waktu, gingerbread berkembang menjadi bagian dari tradisi kuliner yang lebih menyenangkan dan meriah, terutama di Inggris dan Jerman.
Di Jerman, pada abad ke-16, gingerbread mengalami evolusi menjadi bentuk yang lebih kreatif, seperti rumah gingerbread atau "Lebkuchenhäuser".
BACA JUGA:Persiapkan Natal dan Tahun Baru 2024, Pelindo Group Palembang Gelar Senam Bersama dan Bersih-Bersih
Tradisi ini dikenal luas dan menjadi bagian penting dari perayaan Natal di Jerman.
Rumah gingerbread yang dihias dengan glasir dan berbagai dekorasi warna-warni menjadi simbol kebahagiaan dan kehangatan di tengah musim dingin.
Sejarah Gingerbread di Inggris
Di Inggris, gingerbread juga mengalami transformasi dengan hadirnya gingerbread man, sebuah bentuk roti jahe yang menyerupai manusia.
Gingerbread man menjadi ikon yang sangat populer, terutama pada saat Natal, dan seringkali dihias dengan berbagai warna dan detil menarik.
BACA JUGA:Glow Up Natalmu dengan Dekorasi DIY Estetik yang Minimalis dan Instagramable!
BACA JUGA:Rayakan Natal 2024 dengan Gaya Gen Z: Dari Dekorasi Kekinian hingga Outfit Keren!