Wakil Kepala Hubungan Masyarakat, Sinta Dewi menyebut kejadian ini sebagai kesalahan pengemasan yang wajar, mengingat banyaknya paket yang harus disiapkan setiap hari.
"Setiap hari, ada 1.000 paket makanan yang kami terima. Kalau ada satu yang kurang lengkap, itu manusiawi. Paket yang kurang langsung diganti hari itu juga oleh Badan Gizi Nasional," jelas Sinta dikutip dari berbagai sumber.
--
Menurutnya, program ini masih dalam tahap uji coba sejak 18 November 2024 dan hanya diterapkan di beberapa sekolah di Kota Bogor.
Selama uji coba, menu makan siang selalu didokumentasikan untuk memastikan isinya sesuai standar empat sehat lima sempurna: nasi, lauk, sayur, buah, dan susu.
Siswa yang merekam dan mengunggah video tersebut telah dipanggil pihak sekolah. Sinta menyatakan bahwa siswa tersebut juga telah membuat video klarifikasi, yang kini telah beredar di media sosial.
Pihak sekolah berharap masyarakat bisa lebih terbuka terhadap program ini. Meski sempat terjadi kekurangan, mereka optimis dengan perbaikan yang terus dilakukan selama masa uji coba.
Mobil boks yang mengangkut paket makan setiap hari memastikan distribusi makanan tetap berjalan lancar.
Program ini dirancang untuk memberikan makan siang bergizi kepada siswa dan mendukung mereka dalam menjalani kegiatan belajar dengan lebih baik.
Meski sempat viral karena insiden kecil, pihak sekolah memastikan komitmen untuk terus memantau kualitas program ini