JAKARTA, SUMEKS.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terpilih sebagai salah satu dari lima kota di Indonesia yang menjadi proyek percontohan Pemerintahan Amerika Serikat dalam mendapatkan pendanaan dari Millenium Challenge Account (MCA).
Melalui program ini, Pemkot Palembang akan menerima bantuan dana hibah sebesar Rp 2 triliun, yang akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Penjabat Wali Kota Palembang, Abdul Rauf Damenta, menjelaskan bahwa Pemkot Palembang telah memenuhi salah satu kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika untuk memperoleh dana hibah tersebut.
Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah pengajuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk pengembangan kawasan kepada pemerintah pusat.
BACA JUGA:81 Pasang Pengantin Sumringah, Mengikut Nikah Massal Gratis Pemkot Palembang
Dalam paparannya, Damenta menyatakan, "Untuk dapat hibah itu kita harus memenuhi kriteria. Kita harus berbenah aspek ruang pemerintah kota dengan pemerintah provinsi tidak bertentangan. Alhamdulillah, kita tidak ada kendala."
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah memberikan "lampu hijau" untuk permohonan KKPR ini, dan dalam waktu dekat diharapkan akan ada jawaban persetujuan terkait kerjasama Transit Oriented Development (TOD).
“Ini juga tujuannya untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat ataupun pelaku usaha di semua jenis layanan di Kota Palembang,” tegasnya.
Salah satu kawasan yang dinilai paling potensial untuk dikembangkan adalah lahan yang terletak di sebelah Stasiun Light Rail Transit (LRT) Ampera.
BACA JUGA:Hidupkan 3 Wisata Heritage di BKB, Pemkot Palembang Gandeng Seniman dan Sejarawan
BACA JUGA:Pemkot Palembang Gandeng Brebes: Langkah Strategis Tekan Inflasi dan Jaga Pasokan Bawang Merah
Saat ini, infrastruktur penghubung stasiun LRT Ampera belum optimal dengan moda transportasi lainnya, seperti fasilitas pejalan kaki dan tempat pemberhentian moda transportasi.
Damenta menambahkan, “Belum lagi stasiun LRT Ampera bisa menjadi etalase yang menghubungkan kawasan wisata dan ritel.”
Namun, kurangnya perawatan kawasan serta desain yang tidak menarik menjadi tantangan tersendiri. Masalah keamanan, sirkulasi kendaraan, dan parkir yang tidak optimal juga menjadi faktor penghambat.