Kalau Jhon Yahya sudah istirahat memang ada saja kawan-kawan dari komunitas atau warga sekitar yang mengajaknya jalan.
“Ya itu boleh-boleh aja, mau naik pesawat sukhoi, mau naik helikopter apalah terserah,” katanya.
Yang penting Jhon Yahya bisa dibalikin lagi ke titik awal penjemputan. “Jadi balik lagi kesini,” jelasnya.
“Jadi mau diajakin kemana saja terserah, tapi harus kembali ke titik jemputnya lagi, untuk saya kembali melanjutkan perjalanan,” bebernya.
Jhon Yahya mengatakan aktivitas jalan kakinya ini sudah tidak aneh lagi.
Karena semenak dari Lampung sampai di Aceh memang ada saja yang mengajaknya jalan.
“Apalagi di Lampung, Palembang, Jambi sering diajak main sama komunitas-komuniyas motor,” ungkapnya.
“Mungkin banyak orang tidak tahu, mungkin postingannya di facebook atau di platform lainnya, ya mungkin di instagram, TikTok dan baru-baru ini meledak-meledaknya,” terangnya.
Ketika Jhon Yahya masuk wilayah Sumatera Utara sampai Aceh ini dirinya mengaku aksi jalan kaminya makin meledak lagi.
“Saya nggak ekspektasi guys emang saya niatnya tuh bayar nazar. Memang ada saja kontranya, ibarat ada yang mengatakan tidak sesuai denga syariat, tapi kalau saya itu tipe orang yang sekali mengucapkan harus saya laksanakan,” tegasnya.