Tak hanya itu, kehidupan Yuliana dan Yuliani setelah dewasa juga menuai decak kagum banyak orang.
Bagaimana tidak, walau terlahir kembar siam dempet kepala, Yuliana Yuliani berhasil menuai kesuksesan di masa dewasanya.
Pada usia 2 bulan 21 hari, kembar siam Yuliana Yuliani menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Dokter Padmosantjojo, ahli bedah saraf RSCM, yang berperan banyak pada operasi pemisahan si kembar siam Yuliana Yuliani.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Adanya Promo Tanggal Kembar Belanja Online
BACA JUGA:Akui Tak Pernah Dapat Bantuan, Jurnalis Titip Bayi Kembar ke Keluarga Almarhumah
Dengan ketelitiannya, dokter Padmosantjojo memisahkan selaput otak (duramater) yang berlekatan dengan pisau bedah biasa dan mata telanjang.
Operasi pada 21 Oktober 1987 tersebut jadi tonggak sejarah bidang kedokteran di Indonesia, khususnya bedah saraf.
Bagi Padmosantjojo, operasi Yuliana Yuliani menjadi karya masterpiece sepanjang kariernya sebagai dokter.
"Aku tak ingin karyaku rusak, mati karena mencret misalnya. Maka harus aku openi (rawat)," ujar Padmosantjojo dikutip dari berbagai sumber.
BACA JUGA:Unik, Pohon Pisang Ambon Bertandan Kembar Tumbuh di Ogan Ilir
BACA JUGA:Rumah Kembar Kampung Tuan Kentang Palembang, Saksi Sejarah Kemerdekaan RI
Tak hanya mengoperasi secara gratis, Padmosantjojo membawa Yuliana Yuliani dan orang tuanya ke Jakarta. Padmosantjojo mencarikan rumah untuk ditinggali keluarga tersebut.
Ia mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi si kembar siam dan memantau tumbuh kembang mereka selama di Jakarta. Kini, si kembar siam Yualiana Yuliani telah tumbuh dewasa. Yuliani diketahui jadi dokter dari Universitas Andalas (Unand), Padang.
Sementara Yuliana adalah doktor ilmu nutrisi dan teknologi di Institut Pertanian Bogor (IPB).