Sang master Motorland telah merebut posisi pole dengan penampilan kualifikasi yang tak tertandingi. Mengklaim baris terdepan dengan selisih 0,84 detik, margin supremasi yang tidak terlihat selama lebih dari satu dekade.
Dia kemudian mengubah sprint menjadi arak-arakan, memimpin di garis finis hampir tiga detik di depan Jorge Martin. Marquez menikmati perjalanan tanpa masalah, memimpin Acosta ke tikungan pertama saat Bagnaia turun dari posisi ketiga ke posisi keenam.
Setelah menyantap hidangan pembuka hari Sabtu, dia melahap hidangan utama hari Minggu dengan nafsu makan seorang pembalap yang jauh lebih muda dari usianya yang 31 tahun. Dia dengan cepat unggul lebih dari dua detik dari kelompok yang mengejarnya.
Dengan 10 lap tersisa satu-satunya hal yang menghalangi Marquez meraih kemenangan mengesankan adalah salah satu kejadian terjatuh yang memalukan. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Marc Marquez unggul 4,789 detik dari Martin. "Saya senang untuk Marc, sangat senang untuknya setelah tiga tahun yang panjang," ucap Martin.
Satu-satunya drama terjadi di akhir balapan ketika saudaranya Alex Marquez dan Bagnaia bertabrakan, keduanya mengalami kecelakaan.
Kemenangan ganda yang diimpikan Marc Marquez tidak hanya menghilangkan 1.043 hari penuh luka sejak kemenangan Grand Prix terakhirnya pada 24 Oktober 2021, di Emilia Romagna.
Kemenangan itu juga mengangkatnya ke posisi ketiga dalam klasemen, dan membenarkan keputusan Ducati untuk memilihnya daripada Jorge Martin sebagai rekan setim Bagnaia di motor pabrikan musim depan.