SUMEKS.CO - Pemerintah Brasil melalui keputusan Hakim Agung Alexandre de Moraes akhirnya resmi memblokir layanan X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter dan dimiliki oleh Elon Musk, di seluruh wilayah Brasil.
Langkah drastis ini diambil sebagai puncak dari perseteruan berkepanjangan antara Hakim Agung De Moraes dan Elon Musk terkait masalah kepatuhan terhadap aturan penyensoran di negara tersebut.
Permasalahan ini berawal pada bulan April 2024 ketika Hakim Agung Alexandre de Moraes memulai penyelidikan terhadap platform X atas tuduhan menyebarkan disinformasi terkait pemilu Brasil.
Dalam upaya menekan penyebaran informasi palsu yang berpotensi merusak demokrasi, De Moraes mengeluarkan perintah untuk menutup sejumlah akun yang diduga terlibat dalam penyebaran berita palsu tersebut.
BACA JUGA:Heboh Rekaman Pramuniaga Mie Gacoan Celup Jari di Es Teh Pesanan Pelanggan
BACA JUGA:ABK Asal Jawa Timur Dicopet Saat Berbelanja Kebutuhan Kapal di Pasar 16 Ilir
Namun, langkah De Moraes tersebut langsung mendapat tantangan dari Elon Musk. Miliarder teknologi ini, yang dikenal memiliki pandangan yang kuat tentang kebebasan berpendapat, secara terbuka menolak perintah pengadilan tersebut.
Musk bahkan kembali mengaktifkan akun-akun yang sebelumnya telah diperintahkan untuk ditutup oleh pengadilan Brasil. Tindakan ini memicu ketegangan yang lebih besar antara Musk dan De Moraes.
Respons Musk dan Eskalasi Konflik
Tidak hanya menolak perintah, Elon Musk juga terus memperkeruh situasi dengan mengkritik dan menjelek-jelekkan Alexandre de Moraes secara terbuka melalui platform X.
BACA JUGA:Apple Siap Umumkan Lini iPhone 16 dan iOS 18: Apa yang Harus Diketahui Pengguna?
BACA JUGA:Vivo X27: Smartphone Android Tawarkan Tampilan Layar Super Amoled dengan Desain Elegan
Dia menuding De Moraes sebagai pelanggar kebebasan berpendapat dan menuduhnya mencoba mengendalikan narasi publik dengan cara yang otoriter.
Kritik ini semakin meningkatkan eskalasi konflik, yang pada akhirnya membuat Hakim Agung Brasil semakin keras dalam menuntut Musk untuk mematuhi aturan yang berlaku di negara tersebut.
Puncak dari konflik ini terjadi ketika Elon Musk memutuskan untuk menutup kantor operasional X di Brasil. Langkah ini diambil setelah muncul laporan bahwa De Moraes mengancam akan menangkap perwakilan hukum lokal X jika perusahaan tersebut terus menolak untuk mematuhi perintah pengadilan.