Saat menjadi kuyang dia akan berubah wujud dengan melepaskan dan meninggalkan tubuh lainnya sehingga tinggal menyisakan kepala, usus, jantung dan hati.
Biasanya saat ‘beroperasi’ kuyang akan berwujud seperti cahaya api berwarna merah menyala dan melesat dengan cepat di langit dalam kegelapan malam.
Dalam mitos yang berkembang di Pulau Kalimantan, pada sekitar tahun 1970-1980 , hantu kuyang ini sangat ditakuti masyarakat terutama oleh ibu hamil.
Konon hantu ini akan menghisap darahnya sehingga anak yang dikandungnya akan meninggal dunia.
Karena itu sebagai antisipasi, biasanya ibu hamil akan dibekali seperti gunting, cermin kecil, surah yasin berbentuk buku kecil hingga daun jeringau.
Daun ini diyakini sebagai penangkal gangguan mahluk halus. Tumbuhan jeringau merupakan tanaman hias yang daunnya berbentuk panjang berwarna hijau mirip dengan bentuk daun pandan.
Biasanya ditanam masyarakat Kalimantan didalam pot dan diletakan di depan teras rumah mereka sebagai penangkal dari mahluk halus.
Benda-benda ini biasanya dimasukan dalam plastik kecil dan dimasukan kedalam tas yang wajib dibawa kemana-mana. Sedangkan pada saat beristirahat, maka akan ditaruh dibawah bantal ibu hamil.
Tak hanya itu pada kaki wanita hamil juga biasanya akan dililitkan benang hitam yang sudah ada ‘isinya’ yang dipercaya sebagai sarana pengusir hantu.
Budaya ini hingga sekarang masih tetap dilakukan dikalangan ibu hamil di Kalimantan sebagai Langkah antisipasi dari gangguan makhluk halus.