“Nyesel itu nggak tapi ini seperti jalan-jalan sambil kepala pusing, jalan-jalan tapi nggak enak,” ujar Agus.
“Saat pulang itu apakah ada diberikan santunan,” tanya Faisol Soh.
Agus mengatakan tidak ada sama sekali. “Saya cuma minta pamit mau pulang, soalnya saya sudah sulit berpikir,” ungkapnya.
Agus bahkan dikasih penerjemah agensi itu uang 6000, yang dikiranya nominal NT Taiwan tapi ternyata dalam bentuk rupiah.
“Aku kira 6000 NT ko, ternyata 6000 rupiah,” ujar Agus lagi sambil tertawa.
“Ini bisa dibelikan apa kira-kira koh, Paskir di bandara aja mahal”, katanya.
Berangkat Rp92 Juta pulangnya malah dikasi Rp6000 rupiah.
“Saya nggak tahu buat (bayar utang) banknya gimana? Bisa-bisa jual rumah, jual rumah tawon maksudnya. Saya nggak punya rumah kok,” keluh Agus lagi.
Agus berharap ada mediasi dengan PT supaya bisa memgembalikan uang penempatannya itu.
“Soalnya ini buka kesalahan saya,” tegasnya.