PALEMBANG, SUMEKS.CO - Audiensi antara Pj Walikota Palembang A Damenta dengan Perum Perumnas di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2024 merupakan salah satu langkah konkret dalam upaya mempercantik wajah Kota Palembang.
Revitalisasi kawasan kumuh di Rusun IB I, Palembang menjadi fokus utama dalam audiensi antara Pj Walikota A Damenta dan Perum Perumnas.
Rusun ini, yang berdiri sejak tahun 1980-an, memang sudah saatnya direvitalisasi karena kondisinya yang sudah tidak layak huni. Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di Rusun IB I.
Revitalisasi Rusun IB I diharapkan dapat menjadi contoh bagi revitalisasi kawasan kumuh lainnya di Kota Palembang.
Dengan kerjasama antara pemerintah, Perum Perumnas, dan masyarakat, diharapkan Kota Palembang dapat menjadi kota yang lebih indah, nyaman, dan layak huni bagi semua.
Audiensi Pj Walikota A Damenta bersama jajaran Perum Perumnas di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2024 menunjukkan komitmen yang kuat dari kedua pihak untuk memperindah wajah Kota Palembang.
Sambutan hangat dari Direktur Pemasaran Perum Perumnas Imelda Alini Pohan beserta jajaran menunjukkan kesiapan Perum Perumnas untuk mendukung program-program Pemkot Palembang dalam bidang perumahan dan penataan kota.
Kerjasama antara Pemkot Palembang dan Perum Perumnas diharapkan dapat menghasilkan banyak manfaat bagi masyarakat Palembang.
Pj Walikota A Damenta dalam audiensi tersebut menyampaikan bahwa Pemkot Palembang memiliki beberapa program terkait penataan ruang dan layanan dasar yang membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Perum Perumnas.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemkot Palembang tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan Kota Palembang yang indah, nyaman, dan layak huni.
Dalam kegiatan ini, Pj Walikota juga menjelaskan bahwa ia bersama jajaran sudah melakukan tinjauan langsung di lokasi rumah susun.
Kawasan rusun ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius karena termasuk daerah yang padat penduduk di tengah kota dengan kondisinya yang sudah tak layak huni.
Terlebih lagi umur bangunan yang sudah cukup tua berdiri sekitar tahun 1980an yang terdiri dari kurang lebih sekitar 3.250 kepala keluarga.
"Poin utamanya setelah kami lihat memang sudah tidak layak sebagai tempat hunian, tempatnya tidak sehat untuk itu kami ingin mengetahui apa program selanjutnya dari Perum Perumnas," ujar A Damenta.
Ia berusaha agar revitalisasi kawasan rusun bisa terealisasi dengan secepatnya.