Dimana pada 13 Zulhijah 1445 Hijriah, jamaah yang mengambil Nafar Tsani melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Yakni sesuai jadwal lontar jumrah.
Para jamaah sebelumnya, pada 12 Zulhijjah, jamaah yang mengambil pilihan Nafar Awal telah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam dan kembali ke hotel masing-masing jemaah di Makkah.
Disampaikan anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda, setelah menyelesaikan fase mabit di Mina dan melontar jumrah, jamaah akan melakukan tawaf Ifadhah dan Sa’i sebagai rangkaian rukun haji.
BACA JUGA:Menu Makanan Jamaah Haji Bervariasi Setiap Hari, PPIH Jamin Layanan Katering
BACA JUGA:Ini Imbauan Penting PPIH untuk Jamaah Haji Indonesia Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci Makkah
“PPIH mengimbau agar jamaah dapat memulihkan kondisi dan stamina fisik terlebih dahulu sebelum pelaksanaan tawaf Ifadhah dan ibadah lainnya,” ujar Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta.
Dia menjelaskan, Masjidil Haram saat ini juga kondisinya padat jamaah dari berbagai belahan dunia yang akan tawaf Ifadhah. Maka oleh karena itu, jamaah harus mempertimbangkan kondisi kepadatan Masjidil Haram saat akan tawaf Ifadhah.
“Jadi tidak perlu tergesa-gesa untuk langsung tawaf Ifadhah setelah dari Mina, dengan stamina prima fisik setelah istirahat, jamaah dapat menjalankan tawaf dan ibadah lainnya dengan aman dan lancar,” terangnya.