SUMEKS.CO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan (BPBD Sumsel) meminta bantuan setidaknya delapan unit helikopter untuk siaga kebakaran hutan dan lahan (karhulta) di wilayah 12 daerah yang telah dipetakan.
Seiring menaiknya status menjadi siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah, berbagai persiapan pun mulai dilakukan oleh BPBD Sumsel.
Setidaknya hingga saat ini BPBD Sumsel mencatat 12 daerah rawan kebakaran di Sumsel. Akan tetapi, 3 diantara daerah tersebut bahkan telah menetapkan status siaga darurat karhutla sebagai mitigasi terhadap bencana di Sumsel.
Berdasarkan antisipasi siaga darurat karhutla akibat puncak kemarau, maka BPBD Sumsel pun mengajukan permohonan bantuan delapan helikopter ke BNPB pusat.
BACA JUGA:Kapolres Ogan Ilir Instruksikan Jajaran untuk Waspada Karhutla Jelang Musim Kemarau
"Permohonan 8 helikopter masih dalam proses ke BNPB RI," kata Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana SSTP melalui Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman.
Perlunya dukungan 8 helikopter itu karena di Sumsel ada banyak daerah rawan karhutla. Berdasarkan data tahun lalu (2023) ada 12 kabupaten yang termasuk rawan.
Saat ini, sudah 3 daerah yang telah menetapkan status siaga darurat karhutla. Yakni Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Ia juga mengatakan Pemprov Sumsel juga telah menetapkan status siaga darurat karhutla. Penetapan itu karena sudah mencukupi syarat dua daerah untuk menaikkan status siaga.
BACA JUGA:Capaian Gemilang Imigrasi Kemenkumham Babel di Semester Pertama 2024
Karena sudah 3 daerah berstatus siaga darurat, maka Pemprov Sumsel pun menaikkan status saat ini menjadi siaga darurat karhutla juga. Terhitung 15 Juni hingga 30 November 2024. Total sekitar 5,5 bulan.
Sedangkan 9 daerah lain yang rawan karhutla masih proses menaikkan statusnya, yaitu Ogan Ilir, Muara Enim, PALI, OKU, OKUT, OKUS, Mura, Muratara, dan Lahat. “Karena banyaknya daerah rawan karhutla itu, makanya kita minta 8 helikopter,” jelas Sudirman.
Saat ini, BNPB sedang melakukan pendataan untuk penempatan helikopter. Mengingat, ancaman karhutla tidak hanya terjadi di Sumsel, tapi juga beberapa wilayah Sumatera lainnya, termasuk Kalimantan provinsi lain.