Dirinya pun meyakini sebagai sesama wanita, wanita berinisial F itu pasti tidak akan rela jika suaminya direbut oleh wanita lain.
BACA JUGA:Bhayangkari Sumsel Bagikan 3.000 Takjil dan Paket Sembako di Puasa Ramadan ke-24
"Jika kita bicara dari hati sesama wanita saya yakin dia pun tidak akan rela suaminya di rebut wanita lain. Padahal Pelakor ini seorang pegawai, masih status single bersekolah tinggi, padahal dia tau kalau suami saya ada istri dan anak, dulu pernah saya sempat larang menghubungi keluarga Pelakor dan orang tua untuk menghentikan semua ini tetapi ternyata gagal," katanya.
Diterangkannya lagi, berjalannya waktu dirinya pun dipertemukan oleh suaminya dengan pelakor tersebut di Hotel Grand Kemala Pakri.
"Bahwa mereka meminta saya harus menggugat, menceraikan suami saya, tetapi tetap saya pertahankan pernikahan ini sampai detik ini, karena apa saya tidak mau sia-sia karena saya tahu suami saya mau menikah bersama pelakor tersebut," katanya.
"Sungguh tega kamu Pelakor merusak rumah tangga saya, mengambil segala hak hak kami, dimana mata hatimu, apakah hati kamu sudah tidak ada padahal kita sama-sama wanita," tulis EV kesal.
BACA JUGA:Dilaporkan ke Polda Sumsel Kasus FEC oleh Emak-emak Asal Gelumbang, Oknum Bhayangkari Angkat Bicara
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Minta Bhayangkari Menjadi Manager yang Baik Dalam Rumah Tangga
"Saya mohon keadilan, saya hanya ibu rumah tangga yang tidak dapat hak gaji saya selama tujuh tahun lamanya, sedangkan saya mencari rejeki halal sebagai tukang ojek di wilayah Betung Kabupaten Banyuasin. Saya mohon izinkan saya untuk diberi ruang dan waktu kesempatan untuk saya menceritakan hal yang sebenarnya terjadi, saya pernah menceritakan ini kepada Ibu Wakapolres Banyuasin tapi sepertinya tetap tidak ada titik terangnya, dan saya pun pernah ditemukan dengan Kasat Intelkam Polres Banyuasin, namun alhasil saya pun disuruh bercerai," tuturnya.
"Saya disuruh meninggalkan suami saya tapi saya tetap bertahan, jadi saya harus bagaimana untuk mempertahankan hak saya dan mempertahankan kebenaran saya selama ini, saya rasa semua ini tidak adil. Sedangkan pelakor hidup mewah bersama anak dan suami saya, sementara saya hidup kesulitan dan menjadi seorang tukang ojek untuk mendapatkan tambahan biaya hidup," tambahnya.
EV berharap melalui tulisannya ini, Kapolri bisa memberikannya ruang dan waktu agar dirinya mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya. Karena setahunya seorang anggota Polri tidak boleh menikah lagi tanpa seizin istri sah.
"Terima kasih bapak semoga allah memberikan jalan terbaik untuk saya dan anak-anak saya," tutupnya.