"Kalau kebun dirawat saya lihat kopinya lebat. Tapi kalau dibiarkan saja ya buahnya kurang," imbuhnya.
BACA JUGA:Angkat 'Kopi Sumsel' Di Pasar Global, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Kenalkan Kopi Asli Bumi Sriwijaya
Salah satu petani yang merasakan berkah menaiknya harga kopi, Dirman, seorang petani kopi asal Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, mengaku sangat senang.
Untuk harga kopi di Kota Lubuklinggau saat ini sebenarnya masih beragam, namun untuk harganya tentu sudah naik misalnya kopi jenis robusta berkisar Rp67 ribu/kg.
"Harga ini sangat berbeda dengan harga kopi tiga tahun terakhir. Bahkan dua tahun ini harganya meledak, alhamdulillah kami petani kebagian untung," Ujarnya.
Dia juga mengatakan penghasilan dikisar mencapai Rp400 juta per musim dengan kisaran jika ia bisa menghasilkan sekitar 6 ton kopi jenis robusta. Keuntungan ini pun banyak para petani memanfaatkan dengan memperluas kebun kopi.
BACA JUGA:Askolani - Netta Indian, Pesaing H Slamet Dalam Pilkada Banyuasin?
Harapan kedepannya harga kopi terus mengalami kenaikan atau tetap stabil dengan kisaran Rp70 ribu/kg.
"Selain kopi, yang juga sedang naik saat ini komoditas cokelat. Harganya di atas Rp80 ribu/kg," ungkapnya.
Selain itu para Petani di Lahat juga merasakan berkahnya momen mahalnya kopi yang melejit hingga mencapai 70 ribu, Hal ini keuntungan Kenaikan harga kopi ini dapat dimanfaatkan para petani kopi untuk persiapan ana sekolah dan hal lainnya misalnya persiapan idul adha.
Salah satu Petani kopi di Lahat juga mengatakan hasil kopi tahunan untuk ditabung dan biaya hidup sehari-hari. "Panen langsung jual kak. Harga Rp66 ribu sampai Rp70 ribu per kg," ungkapnya.
BACA JUGA:Sempat Bikin Geger, Buaya Muara Berukuran Besar Akhirnya Ditangkap Warga
Nata, salah satu petani kopi juga menyimpan sebagian hasil panen karena menyakini harga bakal naik lagi mengingat kebutuhan kopi masih tinggi.