Sebelum pengeboran ini dilakukan, para ilmuwan mengira air tidak akan menembus batu sedalam itu.
Melalui pengeboran tersebut, mereka berharap dapat menemukan lapisan basal di bawah granit benua, karena lapisan inilah yang ditemukan di kerak samudera.
Sebaliknya, mereka menemukan bahwa di bawah granit beku terdapat granit metamorf. Hal ini dikarenakan kerak benua seluruhnya terbuat dari granit.
Hal ini merupakan bukti adanya teori lempeng tektonik, yang baru mulai diterima oleh para ilmuwan ketika mulai menggali lubang bor.
Menurut laman Science Alert, China belum mengungkap lebih banyak mengenai lubang bor, atau jenis eksperimen dan analisis yang akan dihasilkan setelah lubang tersebut selesai dibangun.
Akan tetapi, proyek ini dapat membantu verifikasi pengetahuan tentang kerak Bumi, khususnya untuk mengetahui kekuatan gempa.
BACA JUGA:Menyusuri Kawasan Wisata Pecinan Kya Kya Surabaya, UMKM Semakin Berkembang Berkat Dukungan BRI
Diketahui, kerak Bumi di daratan bervariasi. Rata-rata tebalnya sekitar 30 kilometer (19 mil) hingga mencapai 100 kilometer (62 mil).
Kerak bumi tersebut hanya bisa dijumpai untuk wilayah pegunungan dari permukaan Bumi.
Artinya, masih berada jauh dari mantel bumi. Menggali Bumi tidak akan semudah yang diceritakan.
"Tentu tak semudah yang dibayangkan," tuturnya.
BACA JUGA:SUV Terbesar Chery Tiggo 9 dengan Desain yang Lebih Mewah dan Sporty Resmi Diluncurkan di Cina
BACA JUGA:Resep Botok Petai Cina Ikan Teri, Enak dan Praktis Cocok Dijadikan Lauk Makan Sehari-Hari