Tapi memang Olivier Giroud sendiri sangat piawai dalam beradu duel udara. Di samping, ia juga memiliki naluri sebagai pencetak gol di depan gawang.
BACA JUGA:Bayer Leverkusen Juara Liga Jerman Setelah 43 Laga Tanpa Kalah dan Puasa 119 Tahun
BACA JUGA:Real Madrid Susul Dortmund ke Final Liga Champions, Menang Dramatis 2-1 dari Bayern Munchen
Giroud memulai karier sepakbolanya ketika bermain untuk klub kota kelahirannya, Olympique Club de Froges.
Giroud menghabiskan enam tahun menjalani pelatihan di klub tersebut sebelum bergabung dengan klub profesional Grenoble pada usia 13 tahun.
Olivier Giroud memulai karier klub seniornya di klub kota kelahirannya Grenoble, sebelum akhirnya ia pindah ke Tours pada 2008, ketika berusia 21 tahun. Ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Divisi kedua Liga Prancis, Ligue 2 pada 2010 setelah menjadi pencetak gol terbanyak.
Giroud kemudian pindah ke Montpellier, menjadikannya sebagai pemain termahal Montpellier ketika itu setelah dibeli seharga 2 juta Euro (sekira Rp30 miliar).
BACA JUGA:Tuntas! Hanya Sebiji Gol Mampu Dilesakkan Borussia Dortmund Saat Menjamu PSG
Bersama Montpellier ia memenangkan gelar Liga Prancis dan menjadi pencetak gol terbanyak pada musim 2011-2012.
Berselang semusim kemudian, ia bergabung dengan Arsenal. Di sana ia memenangkan tiga Piala FA sekaligus membantu mengakhiri puasa gelar Arsenal yang telah terjadi selama sembilan tahun.
Tak lama bertahan di Arsenal, Olivier Giroud kemudian menandatangani kontrak dengan tim rival sekota yaitu Chelsea pada 2018 dengan nilai transfer 20,7 juta Euro atau sekitar Rp317 miliar.
Di Chelsea, Giroud sukses membantu klub memenangkan Piala FA, Liga Champions, dan Liga Eropa.
BACA JUGA:Arsenal Kembali ke Puncak Klasemen Liga Inggris, Berkat Unggul Satu Poin Atas Manchester City
Memasuki usia senja, Olivier Giroud tetap eksis di kancah sepakbola Eropa. Buktinya ia masih dihargai AC Milan dan diboyong dengan mahar 2,85 juta Euro (Rp42,9 miliar) pada 2021.